Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

IHSG Bergerak di Zona Hijau Pagi Ini, Rupiah Merah

Melansir data RTI, pukul 9.05 WIB, IHSG berada pada level 6.959,73 atau naik 0,35 persen (24,5 poin) dibanding penutupan sebelumnya pada level 6.935,15.

Sebanyak 191 saham melaju di zona hijau dan 140 saham di zona merah. Sedangkan 232 saham lainnya stagnan. Adapun nilai transaksi hingga saat ini mencapai Rp 501 miliar dengan volume 1,5 miliar saham.

CEO Yugen Bertumbuh Sekuritas William Surya Wijaya mengatakan, potensi pergerakan IHSG terlihat masih memiliki kekuatan untuk kembali naik dalam jangka panjang, mengingat kondisi perekonomian yang terlihat masih cukup stabil terlihat dari rilis data perekonomian.

“Dalam jangka pendek sentimen fluktuasi harga komoditas dan pergerakan nilai tukar menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi pola gerak IHSG, peluang koreksi wajar dapat dimanfaatkan oleh investor untuk melakukan akumulasi pembelian, hari ini IHSG berpotensi menguat,” kata William dalam analisisnya.

Pasar saham Asia pagi ini bergerak pada teritori negatif. Nikkei Jepang melemah 0,29 persen (93,8 poin) pada level 32.400, Hang Seng Hong Kong di posisi 17.917,1 atau terkoreksi 1,7 persen (321,1 poin), Shanghai Komposit turun 0,73 persen (22,6 poin) pada level 3.085,27, dan, Strait Times melemah 0,8 persen (27,6 poin) pada level 3.191,05

Rupiah

Adapun nilai tukar rupiah terhadap dollar AS di pasar spot pagi ini melemah. Melansir data Bloomberg, pukul 09.03 WIB rupiah berada pada level Rp 15.730 per dollar AS, atau turun 30 poin (0,19 persen) dibanding penutupan sebelumnya di level Rp 15.700 per dollar AS.

Pengamat pasar keuangan Ariston Tjendra mengatakan, pelemahan rupiah terjadi karena data Inflasin Konsumen AS bulan September menunjukkan inflasi yang juga belum turun. Data menunjukkan kenaikan inflasi 3,7 persen sama seperti bulan sebelumnya.

“Rupiah berpotensi melemah hari ini terhadap dollar AS. Hari ini potensi pelemahan rupiah ke arah Rp 15.730 per dollar AS, dengan potensi support di sekitar Rp 15.650 per dollar AS,” jelas Ariston.

Hasil ini mengukuhkan ekspektasi pasar bahwa suku bunga tinggi akan bertahan untuk jangka waktu yang lebih lama. Indeks dollar AS kembali menguat di atas 106 setelah sebelumnya bergerak di kisaran 105. Tingkat imbal hasil obligasi pemerintah AS pun terlihat bergerak naik.

Data lain yang mungkin mempengaruhi rupiah terhadap dollar AS mungkin data inflasi China yang baru saja dirilis pagi ini. Data menunjukkan inflasi yang lebih rendah dari sebelumnya yang bisa diartikan ada penurunan aktivitas ekonomi di China.

“Ini mungkin juga memberikan tekanan untuk rupiah dimana China adalah partner dagang besar untuk Indonesia,” tegas Ariston.

Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, dan Kompas.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan Investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.

https://money.kompas.com/read/2023/10/13/092057826/ihsg-bergerak-di-zona-hijau-pagi-ini-rupiah-merah

Terkini Lainnya

Djagad Prakasa Dwialam Ditunjuk Jadi Dirut Kimia Farma

Djagad Prakasa Dwialam Ditunjuk Jadi Dirut Kimia Farma

Whats New
S&P 500 dan Nasdaq 'Rebound' Ditopang Kenaikan Harga Saham Nvidia

S&P 500 dan Nasdaq "Rebound" Ditopang Kenaikan Harga Saham Nvidia

Whats New
Home Credit Indonesia Hadir di Jakarta Fair 2024, Simak Penawarannya

Home Credit Indonesia Hadir di Jakarta Fair 2024, Simak Penawarannya

Spend Smart
Sri Mulyani-Tim Prabowo Suntik Kepercayaan Pasar, Rupiah Tak Lagi Terkapar

Sri Mulyani-Tim Prabowo Suntik Kepercayaan Pasar, Rupiah Tak Lagi Terkapar

Whats New
Kembangakan Energi Hijau, TAPG dan Aisin Takaoka Bentuk Joint Venture Company

Kembangakan Energi Hijau, TAPG dan Aisin Takaoka Bentuk Joint Venture Company

Whats New
Saham Airbus Sempat Menukik Hampir 12 Persen, Apa Sebabnya?

Saham Airbus Sempat Menukik Hampir 12 Persen, Apa Sebabnya?

Whats New
Minat Masyarakat Belanja di Toko dengan 'Paylater' Tumbuh Pesat

Minat Masyarakat Belanja di Toko dengan "Paylater" Tumbuh Pesat

Whats New
'Fintech Lending' Easycash Tunjuk Nucky Poedjiardjo Jadi Dirut

"Fintech Lending" Easycash Tunjuk Nucky Poedjiardjo Jadi Dirut

Whats New
Fenomena 'Makan Tabungan' Terjadi di Kelas Menengah Bawah, Ini Penyebabnya

Fenomena "Makan Tabungan" Terjadi di Kelas Menengah Bawah, Ini Penyebabnya

Whats New
Kemenperin: Hilirisasi Rumput Laut Punya Potensi Pasar Rp 193 Triliun

Kemenperin: Hilirisasi Rumput Laut Punya Potensi Pasar Rp 193 Triliun

Whats New
Hadapi Kredit Macet, OJK Minta Penyelenggara 'Paylater' Perkuat Mitigasi Risiko

Hadapi Kredit Macet, OJK Minta Penyelenggara "Paylater" Perkuat Mitigasi Risiko

Whats New
PT Pamapersada Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1 Berpengalaman, Simak Persyaratannya

PT Pamapersada Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1 Berpengalaman, Simak Persyaratannya

Work Smart
Beban Besar Prabowo-Gibran Menanggung Utang Pemerintahan Sebelumnya

Beban Besar Prabowo-Gibran Menanggung Utang Pemerintahan Sebelumnya

Whats New
Jurus Sri Mulyani Tolak Tawaran Investasi Berkedok Penipuan

Jurus Sri Mulyani Tolak Tawaran Investasi Berkedok Penipuan

Whats New
Hasil Riset: Pengguna 'Pay Later' Didominasi Laki-laki

Hasil Riset: Pengguna "Pay Later" Didominasi Laki-laki

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke