Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Apa itu Suku Bunga Acuan yang Diatur Bank Sentral?

Bank Indonesia (BI) menaikkan tingkat suku bunga acuan BI 7-day Reverse Repo Rate (DRRR) menjadi 6 persen dari semula 5,75 persen.

Kenaikan suku bunga ini diambil sebagai respons terhadap ketidakpastian global yang meningkat.

Kenaikan suku bunga acuan bank sentral ini akan berpengaruh pada tingkat suku bunga instrumen keuangan lain.

Lantas apa yang dimaksud dengan suku bunga acuan tersebut?

Secara umum, pengertian suku bunga acuan adalah besaran bunga yang ditetapkan bank sentral setiap bulannya.

Penetapan suku bunga tersebut menjadi acuan produk simpanan dan pinjaman bank serta lembaga keuangan lainnya.

Penetapan suku bunga acuan tiap bulannya bertujuan untuk menjaga stabilitas nilai mata uang dan mengurangi jumlah uang yang beredar.

Dalam menentukan suku bunga acuan, bank sentral akan mempertimbangkan tingkat inflasi, jumlah permintaan pada barang, kondisi ekonomi, dan sebagainya.

Dengan demikian dapat dikatakan, fungsi dari suku bunga acuan di antaranya untuk mengendalikan laju inflasi, menjaga daya beli masyarakat, menstabilkan nilai tukar mata uang, hingga mendorong pertumbuhan ekonomi.

Di Indonesia, Bank Indonesia sebagai bank sentral Indonesia melakukan penguatan kerangka operasi moneter melalui suku bunga acuan bernama BI-7 Day Reverse Repo Rate (BI7DRR).

BI-7 Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) berlaku efektif sejak 19 Agustus 2016 menggantikan BI Rate.

Penguatan operasi moneter melalui suku bunga acuan ini juga dilakukan oleh bank sentral negara lain seperti Amerika Serikat (AS) yang memiliki suku bunga acuan bernama Fed Funds Rate (FFR).

Dilansir dari laman resmi BI, kebijakan moneter melalui suku bunga acuan merupakan langkah terbaik yang diamini secara internasional dalam pelaksanaan operasi moneter.

Pasalnya, besaran suku bunga acuan dapat membantu bank sentral mencapai sasaran inflasi yang ditetapkan.

Sementara itu, alasan BI menggunakan BI7DRR karena dapat secara cepat memengaruhi pasar uang, perbankan, dan sektor riil.

Instrumen kebijakan ini juga memiliki hubungan yang lebih kuat ke suku bunga pasar uang. Sebab, sifat BI7DRR lebih transaksional atau diperdagangkan di pasar, dan mendorong pendalaman pasar keuangan, khususnya penggunaan instrumen repo.

Dengan penggunaan instrumen BI7DRR sebagai suku bunga kebijakan baru, terdapat tiga dampak utama yang diharapkan BI, yaitu:

- Menguatnya sinyal kebijakan moneter dengan BI7DRR sebagai acuan utama di pasar keuangan.

- Meningkatnya efektivitas transmisi kebijakan moneter melalui pengaruhnya pada pergerakan suku bunga pasar uang dan suku bunga perbankan.

- Terbentuknya pasar keuangan yang lebih dalam, khususnya transaksi dan pembentukan struktur suku bunga di Pasar Uang Antar Bank (PUAB) untuk tenor 3-12 bulan.

Demikian adalah penjelasan terkait apa itu suku bunga acuan yang dapat disimak oleh masyarakat.

https://money.kompas.com/read/2023/10/21/141400226/apa-itu-suku-bunga-acuan-yang-diatur-bank-sentral-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke