BrandzView
Konten ini merupakan kerja sama Kompas.com dengan blibli.com
Salin Artikel

#IngatVOMO agar Tidak Jadi Korban Penipuan Berkedok Afiliator E-commerce

KOMPAS.com – Iming-iming komisi menjanjikan yang ditawarkan oleh afiliator e-commerce kini dijadikan sebagai modus penipuan online. Untuk melancarkan aksi penipuan, pelaku biasanya membuat website atau akun media sosial palsu yang mengatasnamakan perusahaan e-commerce ternama.

Setelah itu, penipu menawarkan komisi besar kepada korban yang bersedia mempromosikan produk atau jasa mereka. Setelah korban menyetorkan sejumlah uang sebagai biaya pendaftaran atau biaya pelatihan, penipu akan menghilang tanpa jejak.

Informasi mengenai modus penipuan tersebut sempat jadi perbincangan di platform X (dulu Twitter). Pemilik akun X @nelafyz pernah membagikan utas terkait hal tersebut pada Kamis (10/8/2023).

Di utas itu, ia menceritakan awal mula ia masuk dalam grup afiliator palsu hingga mendapat teror karena tidak mau melakukan top-up.

“Intinya tiati aja deh, kalau ada dikasih kerjaan gak jelas melakukan misi terus disuruh top up sekian juta dengan iming2 bonus lebih besar. JANGAN PERCAYA, DI AWAL DOANG, ENDINGNYA DUIT KALIAN GAK BAKAL BALIK. #moduspenipuan,” tulisnya.

Selain @nelafyz, akun @joonkijin juga membagikan kisah serupa. Dalam unggahannya, ia membagikan empat gambar tangkapan layar dari sebuah grup WhatsApp. Terlihat @joonkiji diundang tiba-tiba ke dalam grup tersebut.

Sementara itu, admin grup WhatsApp sedang membagikan persyaratan terkait sistem kerja afiliator. Namun, terdapat keganjilan dari hal tersebut, yakni permintaan untuk menyetorkan uang. Merasa aneh, @joonkijin merespons admin.

“Mau dapet duit kok harus setor dulu sih, min? Wah fix nipu inimah,” tulis @joonkiji di grup tersebut.

Akan tetapi, admin grup tersebut malah menghapus pesannya. Pada unggahan di X, @joonkijin pun berpesan kepada warganet untuk berhati-hati dengan modus penipuan yang mengatasnamakan program afiliator.

Temuan mengejutkan Vomoshop

Memahami modus penipuan berkedok afiliator e-commerce yang marak, Blibli meluncurkan simulasi belanja Vomoshop. Dari skema sedemikian rupa, Blibli mendapati banyak temuan menarik terkait tingkat literasi dan kewaspadaan masyarakat Indonesia dalam mengakses e-commerce.

Dalam simulasi ini, Vomoshop dikunjungi oleh 63.196 orang yang terdiri usia 18-65 tahun ke atas dan berasal dari Pulau Sumatera, Pulau Jawa, Pulau Bali, Pulau Kalimantan, dan Pulau Sulawesi. Mereka awalnya tidak mengetahui bahwa vomoshop.com adalah situs eksperimen sosial.

Temuan pertama dari eksperimen itu adalah sebanyak 82 persen pengunjung Vomoshop asal Jakarta, Banten, dan Jawa Barat memutuskan untuk melakukan check-out pada produk yang dipilih. Dengan kata lain, 4 dari 5 masyarakat Indonesia berisiko tinggi terhadap penipuan online.

Temuan kedua adalah tingkat FOMO masyarakat melonjak hingga 80 persen ketika melihat produk yang sedang banting harga dan terdapat tambahan info “PROMO CUMA HARI INI SAJA!!!”. Contoh, laptop gaming yang dijual seharga Rp 8 juta dari harga asli Rp 29 juta.

Temuan ketiga adalah masih kurangnya kesadaran diri masyarakat dalam menjaga keamanan siber saat bertransaksi online. Hal ini terlihat dari 71 persen pengunjung Vomoshop tetap melakukan check-out, padahal pembayaran diarahkan transfer ke rekening pribadi.

Hal tersebut menunjukkan bahwa penipuan online dapat menimpa siapa saja, termasuk orang yang dinilai tech-savvy.

Masih sedikit masyarakat yang waspada

Hasil eksperimen Vomoshop juga menyoroti pengunjung yang tidak tertarik melakukan check-out. Jumlahnya mencapai 18 persen, dengan 7 persen di antaranya tidak yakin soal orisinalitas produk, serta curiga terhadap toko dan harga yang ditawarkan.

Alasan lain pengunjung Vomoshop tidak melakukan check-out adalah karena produk yang ditawarkan bukan kebutuhan, uang belum terkumpul, tidak ada ketersediaan garansi retur, dan ingin membandingkan harga dengan platform lain.

Hal tersebut menandakan, masih ada harapan untuk meningkatkan tingkat literasi dan kewaspadaan masyarakat Indonesia dalam bertransaksi digital, seperti belanja online. Ini dapat terwujud jika berbagai pihak terus memberikan edukasi terkait hal tersebut secara kontinu.

Diapresiasi banyak pihak

Inisiatif Blibli dalam mengedukasi pelanggan untuk melawan penipuan online menuai apresiasi dari beragam pihak. Salah satunya, dari Direktur Informasi dan Komunikasi Perekonomian dan Maritim Kemenkominfo Septriana Tangkary.

Ia mengatakan, berdasarkan Indeks Pembangunan Literasi Masyarakat (IPLM), skor literasi Indonesia pada 2022 sebesar 64,48 dari skala 1-100. Ini berarti, literasi digital Indonesia masih perlu ditingkatkan dan upaya Blibli sejalan dengan langkah pemerintah dalam memperkuat pilar-pilar literasi digital, salah satunya digital safety.

Hal serupa juga datang dari Direktur Keamanan Siber dan Sandi Keuangan, Perdagangan dan Pariwisata Edit Prima. Ia menyampaikan bahwa Indonesia sedang menghadapi lonjakan kejahatan siber.

Edit pun mengimbau para pelaku industri untuk bersinergi dalam menangani dan meningkatkan edukasi publik terhadap bahaya kejahatan siber.

Sementara itu, Ketua Umum idEA Bima Laga menyebutkan bahwa pasar digital Indonesia masih sangat membutuhkan edukasi agar masyarakat bisa menjadi matang dan bijak saat melakukan transaksi secara daring.

Ia mengapresiasi Blibli atas inisiatif #IngatVOMO yang bertujuan membantu meningkatkan kesadaran para pelaku industri dan konsumen dalam memberantas penipuan online.

Jangan FOMO, #IngatVOMO

Kemudahan dan keuntungan yang ditawarkan program affiliate e-commerce mendorong orang untuk bergabung. Bahkan, beberapa orang merasa takut ketinggalan atau fear of missing out (FOMO) jika tidak memanfaatkan promo itu.

Karena mudah dan menjanjikan keuntungan, plus FOMO, seseorang pun cenderung tidak bisa berpikir secara rasional dan kurang waspada saat mendapat tawaran program affiliate. Kelemahan ini memberikan celah bagi oknum tidak bertanggung jawab untuk menipunya.

Oleh karena itu, penting untuk berhati-hati dan tidak terburu-buru mengikuti program affiliate e-commerce. Sebelum memulai, sebaiknya lakukan riset terlebih dahulu untuk memahami cara kerjanya dengan benar agar terhindar dari tawaran mencurigakan.

Agar terhindar dari penipuan mengatasnamakan program affiliate e-commerce sekaligus sebagai upaya menekan angka berbagai modus penipuan daring, Blibli meluncurkan panduan #IngatVOMO.

VOMO sendiri merupakan akronim dari Verifikasi, Observasi, Mudah akses info, dan Ofisial transfer dari rekening platform. Keempat hal ini bisa menjadi panduan masyarakat ketika tertarik atau ditawari menjadi afiliator.

Verifikasi sendiri adalah memastikan bahwa e-commerce yang dituju terkenal. Jika memiliki aplikasi, pastikan ratingnya di atas 4 di Google Play atau App Store. Sementara, bila memiliki situs web, pastikan koneksi alamatnya aman yang ditandai dengan penggunaan protokol internet aman (https://).

Observasi adalah memastikan e-commerce tersebut menyediakan produk lengkap dengan deskripsi yang jelas dan harga yang wajar. Selain itu, platform juga harus memiliki kebijakan purna jual yang jelas serta garansi retur.

Mudah akses info menekankan bahwa platform e-commerce yang aman dan tepercaya pasti menyediakan layanan pelanggan, serta kemudahan pemilihan dan pelacakan pengiriman pesanan.

Ofisial adalah memastikan segala transaksi hanya dilakukan lewat platform e-commerce, bukan rekening pribadi mitra seller.

Oleh karena itu selalu #IngatVOMO saat belanja online. Untuk simulasi lebih lanjut bisa klik tautan link ini www.vomoshop.com.

https://money.kompas.com/read/2023/10/24/154700126/-ingatvomo-agar-tidak-jadi-korban-penipuan-berkedok-afiliator-e-commerce

Terkini Lainnya

Kolaborasi dengan Shopee Dorong Anteraja Berkembang Pesat

Kolaborasi dengan Shopee Dorong Anteraja Berkembang Pesat

Whats New
Laba Bersih MIND ID Naik Jadi Rp 27, 5 Triliun pada 2023, Setoran ke Negara Justru Turun

Laba Bersih MIND ID Naik Jadi Rp 27, 5 Triliun pada 2023, Setoran ke Negara Justru Turun

Whats New
Pemerintah Beri Izin Usaha Kelola Tambang Batu Bara, Ini Respons PBNU

Pemerintah Beri Izin Usaha Kelola Tambang Batu Bara, Ini Respons PBNU

Whats New
Jadi Calon Tunggal Deputi Gubernur Senior BI, Destry Damayanti 'Fit and Proper Test' di DPR

Jadi Calon Tunggal Deputi Gubernur Senior BI, Destry Damayanti "Fit and Proper Test" di DPR

Whats New
Kepala dan Wakil Kepala Otorita IKN Mengundurkan Diri, Bagaimana Nasib Pembangunan IKN?

Kepala dan Wakil Kepala Otorita IKN Mengundurkan Diri, Bagaimana Nasib Pembangunan IKN?

Whats New
Ini Bukti Harga Cabai Merah dan Bawang Merah Kian Mahal

Ini Bukti Harga Cabai Merah dan Bawang Merah Kian Mahal

Whats New
26.514 Kontainer Tertahan di Tanjung Priok dan Tanjung Perak, Bea Cukai Sebut Penyelesaian Sudah 95 Persen

26.514 Kontainer Tertahan di Tanjung Priok dan Tanjung Perak, Bea Cukai Sebut Penyelesaian Sudah 95 Persen

Whats New
Pemerintah Perpanjang Relaksasi HET Gula sampai Akhir Juni 2024

Pemerintah Perpanjang Relaksasi HET Gula sampai Akhir Juni 2024

Whats New
Jadi Plt Kepala Otorita IKN, Basuki Diminta Selesaikan Masalah Pertanahan

Jadi Plt Kepala Otorita IKN, Basuki Diminta Selesaikan Masalah Pertanahan

Whats New
Harga Beras Kian Turun, Mei 2024 Terjadi Deflasi 0,03 Persen

Harga Beras Kian Turun, Mei 2024 Terjadi Deflasi 0,03 Persen

Whats New
Kualifikasi Piala Dunia 2026, Bank Mandiri Jual Tiket Pertandingan Indonesia di Livin’ Sukha

Kualifikasi Piala Dunia 2026, Bank Mandiri Jual Tiket Pertandingan Indonesia di Livin’ Sukha

Whats New
Waspada, Modus Penipuan Paylater dan Kartu Kredit Catut Nama BCA

Waspada, Modus Penipuan Paylater dan Kartu Kredit Catut Nama BCA

Whats New
Simak Kurs Rupiah Hari Ini di BRI hingga CIMB Niaga

Simak Kurs Rupiah Hari Ini di BRI hingga CIMB Niaga

Whats New
Jaga NPL di Level 3 Persen, BRI Jual Agunan Kredit Bermasalah

Jaga NPL di Level 3 Persen, BRI Jual Agunan Kredit Bermasalah

Whats New
TransNusa Buka Lowongan Kerja IT dan Pramugari, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

TransNusa Buka Lowongan Kerja IT dan Pramugari, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Work Smart
Bagikan artikel ini melalui
Oke