Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Pebisnis Ekspor dan Impor Khawatirkan Pelemahan Rupiah

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah pengusaha sudah mulai gusar melihat kurs rupiah yang terus-terusan ambrol belakangan ini. Level rupiah saat ini juga sulit ditoleransi dari sisi bisnis.

Nilai tukar rupiah kembali menyentuh rekor paling lemah sepanjang tahun pada Jumat (27/10/2023). Rupiah melemah 0,12 persen ke level Rp 15.939 per dollar Amerika Serikat (AS).

Dalam sepekan, rupiah terdepresiasi 0,52 persen dari level penutupan Jumat pekan lalu di Rp 15.856 per dollar AS.

Ketua Umum BPP Gabungan Importir Nasional Seluruh Indonesia (GINSI) Subandi menyatakan, pelemahan rupiah cukup menghantam pebisnis importasi. Selain harga barang di luar negeri imbas transaksi dengan dollar AS, biaya logistik di dalam negeri juga mengalami pembengkakan.

Sebab, beberapa transaksi di pelabuhan peti kemas masih pakai dollar AS.

"Penguatan dollar AS juga diikuti oleh mata uang asing lainnya seperti yuan dan yen, sehingga semua komoditas impor terdampak, termasuk pangan," ungkap Subandi beberapa waktu lalu.

Untuk menghindari kerugian lebih besar, importir akan mengurangi volume impor dan produksi, menyesuaikan ukuran produk, menunda sementara kegiatan impor sampai rupiah kembali ke level yang wajar, hingga menaikkan harga jual ke konsumen akhir.

Namun, kebijakan penyesuaian harga juga tidak mudah diterapkan karena daya beli masyarakat tengah lesu.

Untuk menghindari kerugian lebih besar, importir akan mengurangi volume impor dan produksi, menyesuaikan ukuran produk, menunda sementara kegiatan impor sampai rupiah kembali ke level yang wajar, hingga menaikkan harga jual ke konsumen akhir.

Namun, kebijakan penyesuaian harga juga tidak mudah diterapkan karena daya beli masyarakat tengah lesu.

GINSI menilai kurs rupiah yang ideal bagi para importir ada di kisaran Rp 14.500 sampai Rp 14.700 per dollar AS.

Sekretaris Jenderal Gabungan Perusahaan Ekspor Indonesia (GPEI) Toto Dirgantoro mengatakan, di atas kertas pelemahan rupiah dapat menjadi berkah bagi para eksportir yang bahan baku produknya berasal dari dalam negeri, contohnya industri furnitur.

Namun faktanya, permintaan pasar global, terutama dari negara-negara maju menurun seiring ketidakpastian ekonomi. Di sisi lain, koreksi rupiah merugikan bagi perusahaan ekspor yang bahan bakunya impor, apalagi jika permintaan ekspor ikut melemah.

"Bukan berarti ketika rupiah melemah, ekspor langsung naik," kata dia, Kamis (26/10/2023).

Lantas, saat ini para eksportir berjuang mencari pasar ekspor baru yang kondisi ekonominya lebih stabil. Ini juga tidak mudah, karena eksportir Indonesia harus bersaing dengan eksportir dari sejumlah negara lain untuk merebut pasar.

GPEI menganggap kurs rupiah saat ini sudah tergolong tinggi bagi pelaku usaha mana pun. Situasi saat ini serba sulit, karena pelemahan rupiah sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor global.

Tidak bisa dipastikan sejauh mana pemerintah dan Bank Indonesia bisa mengintervensi pasar lewat berbagai kebijakan moneter agar rupiah tidak terus melemah.

"Bagi kami, kurs rupiah di level Rp 15.000 per dollar AS sudah cukup aman asalkan tidak fluktuaktif," tandas Toto. (Reporter: Dimas Andi | Editor: Tendi Mahadi)

Artikel ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul: Pebisnis ekspor dan impor khawatirkan pelemahan rupiah

https://money.kompas.com/read/2023/10/28/210000226/pebisnis-ekspor-dan-impor-khawatirkan-pelemahan-rupiah

Terkini Lainnya

Penyaluran Avtur Khusus Penerbangan Haji 2024 Diproyeksi Mencapai 100.000 KL

Penyaluran Avtur Khusus Penerbangan Haji 2024 Diproyeksi Mencapai 100.000 KL

Whats New
Pemilik Kapal Apresiasi Upaya Kemenhub Evakuasi MV Layar Anggun 8 yang Terbakar

Pemilik Kapal Apresiasi Upaya Kemenhub Evakuasi MV Layar Anggun 8 yang Terbakar

Whats New
Langkah AJB Bumiputera 1912 Setelah Revisi Rencana Penyehatan Keuangan

Langkah AJB Bumiputera 1912 Setelah Revisi Rencana Penyehatan Keuangan

Whats New
KKP dan Polri Gagalkan Penyelundupan 125.684 Benih Bening Lobster di Jambi

KKP dan Polri Gagalkan Penyelundupan 125.684 Benih Bening Lobster di Jambi

Whats New
Sulbar akan Jadi Penyuplai Produk Pangan untuk IKN, Kementan Beri Benih Gratis

Sulbar akan Jadi Penyuplai Produk Pangan untuk IKN, Kementan Beri Benih Gratis

Whats New
Emiten Tambang Samindo Resources Catatkan Kenaikan Pendapatan 33,5 Persen Per Kuartal I-2024

Emiten Tambang Samindo Resources Catatkan Kenaikan Pendapatan 33,5 Persen Per Kuartal I-2024

Whats New
OJK Sebut Klaim Asuransi Kesehatan Lebih Tinggi dari Premi yang Diterima Perusahaan

OJK Sebut Klaim Asuransi Kesehatan Lebih Tinggi dari Premi yang Diterima Perusahaan

Whats New
SKK Migas dan Mubadala Energy Temukan 2 TFC Potensi Gas di Blok South Andaman

SKK Migas dan Mubadala Energy Temukan 2 TFC Potensi Gas di Blok South Andaman

Whats New
Perkuat Bisnis di RI, Perusahaan Pemurni Air Korea Dapat Sertifikat Halal BPJPH

Perkuat Bisnis di RI, Perusahaan Pemurni Air Korea Dapat Sertifikat Halal BPJPH

Whats New
Upaya Kemenparekraf Jaring Wisatawan Asing di Korea Selatan

Upaya Kemenparekraf Jaring Wisatawan Asing di Korea Selatan

Whats New
Libur 'Long Weekend', 2 Lintasan Utama ASDP Layani 26.122 Orang dan 125.950 Unit Kendaraan

Libur "Long Weekend", 2 Lintasan Utama ASDP Layani 26.122 Orang dan 125.950 Unit Kendaraan

Whats New
Soroti Kecelakan Bus Pariwisata di Subang, Menparekraf: Kita Butuh Manajemen Krisis yang Efektif

Soroti Kecelakan Bus Pariwisata di Subang, Menparekraf: Kita Butuh Manajemen Krisis yang Efektif

Whats New
OJK: Sektor Jasa Keuangan Nasional Stabil

OJK: Sektor Jasa Keuangan Nasional Stabil

Whats New
Sentimen Konsumen di AS Melemah Imbas Inflasi dan Tingkat Bunga Tinggi

Sentimen Konsumen di AS Melemah Imbas Inflasi dan Tingkat Bunga Tinggi

Whats New
Pabrik Sepatu Bata Tutup, Pengusaha: Pabrik Ada di Daerah dengan UMK Tinggi..

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Pengusaha: Pabrik Ada di Daerah dengan UMK Tinggi..

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke