Peta digital sebagai salah satu bentuk informasi geospasial sudah banyak dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan, baik dalam format webservices maupun dalam aplikasi smartphone.
Pemanfaatan peta digital dan bisnis layanan berbasis peta digital menjadi salah satu bentuk bisnis geospasial yang sangat potensial pada masa depan.
Menurut data dari geospatialworld.net, potensi global pemanfaatan peta digital dan data geospasial pada smart cities mempunyai nilai ekonomi hingga 421 miliar dollar AS, dalam analisis big data mencapai 48 miliar dollar AS, dalam mobile sensors dan pemetaan hingga 526 miliar dollar AS, dan terkait pemetaan dalam ruang mencapai 54 miliar dollar AS.
Komersialisasi peta digital dapat meliputi layanan peta dasar, layanan analisis, layanan manajemen, dan layanan tematik.
Layanan peta dasar adalah layanan yang menyediakan peta dasar sebagai tampilan dasar pada aplikasi atau web, baik yang bersifat dinamis maupun statis.
Layanan analisis adalah layanan yang menyediakan analisa lebih lanjut yang diperoleh dari geometri yang terdapat pada peta dasar, misalnya informasi jalur jalan, jaringan sungai, tutupan lahan, bangunan, kemiringan lereng, batas wilayah, garis pantai, kontur ketinggian dan lain sebagainya.
Analisis pencarian lokasi, pencarian rute efektif, menentukan jarak, dan menentukan radius merupakan bentuk turunan dari layanan analisis.
Layanan manajemen adalah layanan perangkat lunak pengolah peta dasar berbasis webGis maupun desktop untuk digunakan pengguna dalam melakukan operasi pengolahan dan analisa di dalam suatu paket aplikasi berbasis subscription.
Hal ini biasanya dilakukan oleh perusahaan untuk melakukan analisis dan monitoring berbasis lokasi.
Layanan manajemen juga sangat berguna untuk mempermudah kerja birokrasi dalam pemerintahan. Misalnya, dalam penyusunan tata ruang, pemantauan perkembangan kawasan, dinamika lahan dan lain sebagainya.
Layanan tematik adalah layanan khusus atau unik bertema tertentu untuk memanfaatkan peta dasar menjadi produk informasi geospasial tematik sesuai kebutuhan. Misalnya, dalam pembuyatan peta tematik jalur transportasi, jalur logistik, peta kebencanaan, peta pemasaran, dan lain sebagainya.
Peta digital wilayah Indonesia dikembangkan oleh Badan Informasi Geospasial (BIG). Sesuai UU no 4/2011, BIG bertugas dalam penyelenggaraan informasi geospasial, termasuk dalam pembuatan peta digital wilayah Indonesia.
Saat ini sudah tersedia peta digital di seluruh Indonesia dalam skala 1:50.000. Peta digital ini akan lebih didetailkan lagi agar dapat menjadi pendorong berkembangnya eksosistem digital berbasis geospasial di Indonesia.
Potensi pemanfaatan peta digital sangat besar, antara lain untuk mendukung transportasi online, jasa logistik, analisis lokasi bisnis, travel dan akomodasi, pengelolaan jaringan fiber optik, pengelolaan jaringan listrik, gaming, e-commerce dan lain sebagainya.
Apabila BIG dapat menyediakan peta digital dengan skala yang lebih detail, seperti 1:5000, maka potensi pemanfaatannya akan menjadi lebih luas lagi.
Syarat informasi geospasial akan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi suatu negara dengan lebih optimal adalah adanya updating dan pendetailan peta digital yang dimiliki, adanya inovasi dan pemanfaatan teknologi baru serta adanya assessment dan evaluasi terhadap index kesiapan pemanfaatan informasi geospasial.
Pemerintah saat ini sedang melakukan updating dan pendetailan peta digital Indonesia, dari skala 1:50.000 menjadi skala 1:5000.
Saat ini kita sudah mempunyai skala 1:5000 untuk beberapa kota besar, namun belum banyak, masih berkisar 5 persen dari seluruh wilayah Indonesia.
Inovasi dan pemanfaatan teknologi baru termasuk teknologi citra satelit, lidar, AI, mechine learning, dan UAV telah digunakan.
Indek kesiapan terus dihitung berdasarkan standar global. Indonesia saat ini menduduki peringkat ke 33 terkait indek kesiapan informasi geospasial.
Di level Asean, Indonesia berada di atas Filipina dan Malaysia, tetapi masih berada di bawah Singapura.
https://money.kompas.com/read/2023/11/28/080000026/komersialisasi-peta-digital