Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Sentimen The Fed, IHSG dan Rupiah Dibuka Melonjak Lebih dari 1 Persen

Melansir data RTI IHSG sempat melonjak 1 persen pada awal pembukaan, dan pada pukul 09.38 WIB, IHSG berada pada level 7.143,7 atau naik 0,97 persen (68,36 poin) dibanding penutupan sebelumnya pada level 7.075,34.

Sebanyak 288 saham melaju di zona hijau dan 171 saham di zona merah. Sedangkan 202 saham lainnya stagnan. Adapun nilai transaksi hingga saat ini mencapai Rp 3,1 triliun dengan volume 7 miliar saham.

Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Maximilianus Nico Demus mengatakan, pergerakan IHSG didorong oleh keputusan The Fed menahan suku bungnya. Tapi, meskipun The Fed pada akhirnya mempertahankan level tingkat suku bunganya untuk tidak berubah, namun The Fed telah memberikan sinyal yang paling jelas bahwa kenaikkan tingkat suku bunga yang agresif akan selesai.

“Karena The Fed sudah memberikan proyeksi terjadinya penurunan tingkat suku bunga pada tahun depan. Dan untuk pertama kalinya sejak tahun 2021, tidak ada kenaikkan tingkat suku bunga lagi di dalam Fed Plot. Berdasarkan analisa teknikal, kami melihat IHSG berpotensi menguat dengan support dan resistance di level 7.050 – 7.100,” kata Maximilianus dalam analisisnya.

Bursa Asia pada awal perdagangan bergerak mayoritas pada teritori positif. Indeks Hang Seng Hong Kong naik 0,82 persen (133,2 poin) ke posisi 16.362, Shanghai Komposit berada di level 2.969,7 atau bertambah 0,01 persen (0,28 poin), dan Strait Times naik 0,85 persen (26,4 poin) pada posisi 3.130,68. Sementara itu, Nikkei melemah 0,38 persen (125,2 poin) pada level 32.801,9.

Rupiah

Adapun nilai tukar rupiah terhadap dollar AS di pasar spot pagi ini menguat. Melansir data Bloomberg, pukul 9.31 WIB rupiah berada pada level Rp 15.480 per dollar AS, atau turun 180 poin (1,15 persen) dibanding penutupan sebelumnya di level Rp 15.660 per dollar AS.

Pengamat pasar keuangan Ariston Tjendra mengatakan, penguatan rupiah dibayangin oleh sentimen The Fed yang mempertahankan suku bunga. Dinihari tadi, Bank Sentral AS memberikan sinyal pemangkasan suku bunga acuan di 2024 karena tren inflasi AS yang menurun.

Tingkat imbal hasil obligasi AS langsung turun pasca pengumuman hasil rapat the Fed tersebut. Yield tenor 10 tahun bergerak di level 4,0 persen dari sebelumnya di 4,2 persen. Hasil ini juga memicu pelemahan dollar AS terhadap nilai tukar lainnya.

"Rupiah berpeluang menguat terhadap dollar AS hari ini karena faktor the Fed tersebut. Potensi penguatan rupiah hari ini ke kisaran Rp 15.550 dengan potensi resisten di sekitar Rp 15.660 per dollar AS," kata Ariston kepada Kompas.com.

https://money.kompas.com/read/2023/12/14/095646026/sentimen-the-fed-ihsg-dan-rupiah-dibuka-melonjak-lebih-dari-1-persen

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke