Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kala Prabowo Terlibat Pembahasan Proyek "Giant Sea Wall"...

Pembahasan tersebut diangkat dalam "Seminar Nasional Strategi Perlindungan Kawasan Pulau Jawa, Melalui Pembangunan Tanggul Pantai dan Laut" yang dilaksanakan oleh Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian pada Rabu (10/1/2024).

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, acara tersebut hanya dipersiapkan selama 3 hari atas permintaan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto.

"Acara ini diprakarsasi menteri pertahanan dalam waktu tiga hari. Perintahnya tiga hari, syukur bisa kita siapkan," kata Airlangga dalam sambutannya, Rabu.

Dalam sambutannya, Airlangga memaparkan, keberadaan proyek Giant Sea Wall menjadi penting bagi kawasan pantura Jawa. Pasalnya, kawasan tersebut menghadapi ancaman bencana alam dari penurunan permukaan tanah dan kenaikan permukaan air laut.

Berdasarkan data yang ia miliki, penurunan permukaan tanah 1 hingga 25 cm per tahun. Di sisi lain, terdapat ancaman kenaikan permukaan air laut sebesar 1 hingga 15 cm per tahun.

"Adanya ancaman land subsidence dan fenomena banjir rob yang terjadi di kawasan Pantura Jawa tidak hanya membahayakan keberlangsungan aktivitas ekonomi dan aset infrastruktur ekonomi nasional," tutur Airlangga.

"Tetapi juga kehidupan jutaan masyarakat yang tinggal di wilayah tersebut," sambungnya.

Pengakuan Prabowo

Sementara itu, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto mengakui, dirinya tidak pernah terlibat langsung dalam pembahasan Giant Sea Wall sebelumnya. Pembahasan terkait megaproyek itu dilakukan berlandaskan pengalamannya sebagai seorang Ketua Umum Partai Gerindra.

"Terus terang saja, bukan kapasitas saya sebagai menteri pertahanan, tapi kapasitas saya sebagai pemimpin politik," katanya.

Prabowo bilang, dirinya kerap melakukan kunjungan ke pemukiman warga di pesisir Pantura sebagai bagian dari kampanye yang dilakukan sejak 2014. Dari kunjungan tersebut, ia menemui permasalahan tempat tinggal yang kurang layak akibat naiknya permukaan air laut.

"Anak-anak mereka hidup di tengah lalat, nyamuk, sampah. Ini membuat saya bertanya kepada diri saya, apa yang saya bisa buat untuk segera mengubahnya," tuturnya.

Oleh karenanya, Prabowo yang saat ini maju sebagai calon presiden, meminta kepada Universitas Pertahanan untuk terlibat dalam pembahasan Giant Sea Wall. Universitas yang berada di bawah Kementerian Pertahanan itu diminta terlibat langsung dalam pengkajian megaproyek tersebut.

"Kita harus kumpulkan otak-otak terbaik bangsa, segera kita percepat pembangunan Giant Sea Wall untuk selamatkan bangsa Indonesia," ucapnya.

Dinilai tepat

Kehadiran seorang menteri pertahanan dalam pembahasan Giant Sea Wall dinilai sudah tepat oleh Kemenko Perekonomian. Pasalnya, Deputi VI Pengembangan Wilayah dan Tata Ruang Kemenko Perekonomian Wahyu Utomo bilang, terdapat isu pertahanan dalam proyek tersebut.

"Kan ada isu pertahanan, misalnya ya kalau kita bikin bandara, bandara kan untuk pertahanan juga bisa dipakai," katanya.

"Jangan mikirnya pertahanan itu saja. Kan ada juga petahanan ekonomi yang harus dipikirkan," sambungnya.

Lebih lanjut Wahyu bilang, Prabowo sudah menilai pembangunan Giant Sea Wall sebagai isu nasional. Hal ini dengan mempertimbangkan kualitas hidup di kawasan pesisir Pantura serta besarnya kontribusi ekonomi kawasan tersebut.

"Beliau sebagai pemimpin juga merasa bahwa saya harus ikut terlibat dong," ujarnya.

Selain itu, sebagaimana disampaikan Prabowo sebelumnya, ia mengatakan kedudukan sebagai ketua partai politik juga bisa menjadi alasan Prabowo untuk terlibat dalam pembahasan Giant Sea Wall.

"Ya dia sebagai orang tua sebagai pemimpin politik kan punya tanggung jawab moral," ucap Wahyu.

https://money.kompas.com/read/2024/01/11/194334126/kala-prabowo-terlibat-pembahasan-proyek-giant-sea-wall

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke