JAKARTA, KOMPAS.com - PT Atlantis Subsea Indonesia Tbk (ATLA) emiten yang bergerak di sektor energi resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin (16/4/2024).
Di awal perdagangan harga saham ATLA melesat 35 persen ke level Rp 135 per saham. ATLA menetapkan harga IPO Rp 100 per saham.
Direktur Utama ATLA Yophi Kurniawan Iswanto menyampaikan, perseroan melakukan corporate action melalui IPO dengan menjual saham baru di Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk mendukung sumber pendanaan perseroan dalam memenuhi kebutuhan modal kerja yang diperlukan dalam pelaksanaan kontrak-kontrak yang sudah diperoleh.
“Selain itu dana IPO juga digunakan untuk menambah peralatan perseroan untuk menunjang proyek perseroan yang selama ini sebagian besar masih disewa dari pihak ketiga,” kata Yophi di Main Hall BEI.
Yophi bilang, dengan IPO, perseroan akan memiliki daya saing yang relatif lebih baik dan dapat menghadapi potensi serta tantangan kedepannya.
Selain itu, tujuan perseroan melakukan IPO juga guna untuk meningkatkan transparansi dan akuntabilitas Perseroan agar Perseroan memiliki Good Corporate Governance (GCG) yang baik.
“Dengan adanya dana IPO maka perseroan akan memiliki neraca (balance sheet) yang lebih kuat sehingga dapat memperoleh kontrak-kontrak baru yang lebih besar,” tambahnya.
Dengan demikian ke depannya perseroan akan lebih dapat berkembang dan meningkatkan pendapatan. Pada akhirnya akan berdampak pada peningkatan laba dan meningkatkan kemampuan pendanaan dari kas perseroan untuk menghadapi tantangan ekspansi di masa depan.
“Selain itu dengan diperolehnya dana hasil IPO, perseroan akan memiliki struktur permodalan yang semakin sehat,” lanjut dia.
Adapun jumlah penawaran umum perdana saham adalah sebanyak Rp 120 miliar. Dari nilai tersebut, sekitar 43,52 persen akan digunakan untuk pembelian peralatan guna menunjang kegiatan operasional perseroan.
Sedangkan sisanya akan digunakan oleh perseroan untuk modal kerja seperti biaya instalasi peralatan (biaya sewa peralatan, biaya dukungan teknis, pekerjaan pengawasan dan supervisi teknis), biaya tenaga ahli, biaya penelitian dan survei, biaya perlengkapan survei, biaya transportasi dan akomodasi, biaya pemeliharaan, biaya sewa, gaji karyawan dan lain-lain.
https://money.kompas.com/read/2024/04/16/101141426/resmi-melantai-di-bei-harga-saham-atla-melesat-35-persen