Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Surplus APBN Awal 2024 dan 2023 bak Bumi dan Langit

Dalam gelaran konferensi pers APBN KiTa edisi April 2024, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, nilai surplus APBN pada Maret 2024 sebesar Rp 8,1 triliun. Nilai ini setara dengan 0,04 persen terhadap produk domestik bruto (PDB).

Posisi surplus itu jauh lebih rendah jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Berdasarkan catatan Kompas.com, nilai surplus APBN pada Maret 2023 mencapai Rp 128,5 triliun. Nilai itu setara dengan 0,61 persen PDB.

Merosotnya nilai surplus kas negara tidak terlepas dari setoran negara yang tidak lagi tumbuh positif. Pada tahun ini, pendapatan negara susut 4,1 persen secara tahunan ke Rp 620,01 triliun. Sementara tahun lalu pendapatan negara melesat 29 persen ke posisi Rp 647,2 triliun.

Susutnya pendapatan negara disebabkan tingginya laju pertumbuhan pendapatan atau high base effect yang terjadi pada tahun lalu. Pada tiga tahun terakhir, pendapatan negara memang mencatatkan pertumbuhan yang signifikan, sehingga terjadi normalisasi pada tahun ini.

"Jadi walaupun kita memahami ada koreksi kita tetap hati-hati," kata Sri Mulyani, dalam konferensi pers APBN KiTa edisi April 2024, Jumat (26/4/2024).

Kenaikan belanja negara yang signifikan itu disebabkan oleh adanya belanja yang bersifat frontloading atau dikucurkan pada awal tahun anggaran. Salah satu belanja frontloading ialah belanja Pemilu.

"Berarti ada belanja-belanja frontloading seperti belanja Pemilu," ujar Sri Mulyani.

Susutnya surplus sudah diprediksi

Nilai surplus yang lebih rendah pada tahun ini sebenarnya sudah diprediksi oleh Kementerian Keuangan (Kemenkeu). Direktur Jenderal Anggaran Kemenkeu Isa Rachmatarwata mengatakan, APBN pada tahun ini didesain mengalami defisit.

Isa bilang, pada tahun ini APBN dihadapi oleh fenomena normalisasi harga komoditas. Hal ini memicu penurunan setoran negara yang berasal dari komoditas minyak dan gas (migas) utamanya.

"Kita tidak akan melihat surplus-surplus sehebat tahun lalu, tetapi kita akan terus mengelola terutama belanja kita, maka akan terjadi normalisasi," katanya.

Lebih lanjut ia menyebutkan, pada tahun ini APBN dirancang defisit 2,29 persen. Kemenkeu berupaya untuk mengarahkan anggaran negara sebagaimana target yang telah ditetapkan.

"Setelah pengeluaran besar di awal tahun, kita akan melihat normalisasi belanja kita, mudah-mudahan kita bisa me-manage surplus defisit ini walaupun memang kita sadari tidak setebal yang terjadi tahun lalu," tuturnya.

https://money.kompas.com/read/2024/04/27/140000526/surplus-apbn-awal-2024-dan-2023-bak-bumi-dan-langit

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke