Sasar Milenial, MSIG Life dan Bank BJB Luncurkan Asuransi Jiwa Smile Life Extra Plus

Produk asuransi jiwa ini memberikan beragam manfaat ekstra, yang salah satunya pengembalian premi 100 persen plus bonus sesuai syarat dan ketentuan. Produk ini akan dipasarkan melalui 2 jalur distribusi sekaligus yaitu bancassurance inbranch dan telemarketing.

Chief Partnership Distribution Officer MSIG Life Inasari Atmodjo mengatakan, generasi milenial sadar pentingnya asuransi jiwa, tetapi terkendala finansial.

"Merespons kondisi tersebut, MSIG Life menghadirkan solusi perlindungan jiwa yang terjangkau dengan beragam manfaat ekstra," kata dia dalam keterangan resmi, Selasa (21/5/2024).

Ia menjelaskan, produk ini memiliki beberapa manfaat mulai dari masa perlindungan hingga 12 tahun dengan masa pembayaran hanya 6 tahun. Selain itu, produk ini menyediakan manfaat pengembalian premi 100 persen dengan bonus hingga 12 persen di tahun ke-8, jika tidak terjadi risiko serta memenuhi ketentuan di polis.

Selain itu, nasabah dapat memilih metode pembayaran premi baik secara bulanan, kuartalan, semesteran ataupun tahunan.

"Smile Life Extra Plus ini semakin melengkapi portofolio produk yang sudah dimiliki MSIG Life dan Bank BJB," imbuh dia.

"Kami bersinergi menghadirkan inovasi solusi finansial di berbagai jalur distribusi, baik in-branch maupun telemarketing, untuk melayani beragam profil dan kebutuhan nasabah Bank BJB," tutup dia.

Di sisi lain, MSIG Life juga menghadirkan beragam dukungan bagi masyarakat Indonesia dan nasabah. Mulai dari aplikasi mobile MyFit+ by MSIG Life untuk membantu penggunanya hidup lebih sehat, hingga aplikasi mobile VEGA by MSIG Life untuk memudahkan nasabah mengakses beragam layanan polis, termasuk salah satunya proses klaim.

Sebagai informasi, tingkat kesadaran masyarakat terutama milenial terhadap asuransi terus tumbuh.

Survei Indonesia Millennial Report 2024 mengungkap, satu dari dua orang milenial menanggung biaya hidup orang tua dan keluarga mereka sendiri, sehingga mayoritas atau sebesar 45 persen hanya mengalokasikan 10 persen pendapatan untuk premi, dan 18 persen lainnya bahkan tidak memiliki dana untuk proteksi.