Mengutip CNBC, harga emas di pasar spot turun 0,21 persen ke level 2.326,90 dollar AS per ons. Sementara harga emas berjangka Comex New York Exchange turun 0,2 persen ke level 2.335,30 dollar AS per ons.
Imbal hasil U.S Treasury tenor 10 tahun yang menjadi acuan mencapai level tertinggi dalam satu bulan pada perdagangan Senin dan tetap tinggi di Selasa pada level 4,435 persen.
Kondisi tersebut membuat emas batangan yang tidak memberikan imbal hasil besar menjadi kurang menarik bagi investor.
Pelemahan emas dan penguatan imbal hasil U.S Treasury itu terjadi di tengah para investor mencerna pidato Gubernur Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) Jerome Powell saat konferensi kebijakan moneter di Portugal, terkait potensi pemangkasan suku bunga.
"Pasar masih sangat sensitif terhadap diskusi apapun mengenai suku bunga atau yang berkaitan dengan kebijakan The Fed. Jadi, saya pikir ini masih dalam momentum menunggu dan melihat," ujar Phillip Streible, kepala strategi pasar di Blue Line Futures.
Sementara itu, pelaku pasar juga tengah menanti data non-farm payroll (gaji non-pertanian) AS yang akan rilis Jumat pekan ini.
Data tersebut akan sangat penting untuk menilai apakah pasar tenaga kerja AS tetap tangguh ketika tingkat suku bunga tinggi selama beberapa dekade.
Data pekerjaan AS itu sekaligus menjadi sinyal lebih lanjut untuk menimbang potensi penurunan suku bunga The Fed.
Adapun emas sudah turun 5 persen dari rekor tertinggi 2,449.89 per ons yang dicapai pada 20 Mei 2024 lalu, sebuah reli yang disebabkan oleh permintaan safe-haven yang didorong ketidakpastian geopolitik dan ekonomi serta pembelian bank sentral yang terus-menerus.
"Permintaan fisik masih lemah di pasar-pasar utama seperti India dan Turki, namun ada tanda-tanda pemulihan di sana karena konsumen ingin melindungi diri dari faktor-faktor lain seperti inflasi lokal yang masih tetap tinggi," kata seorang pedagang di pasar logam mulia.
https://money.kompas.com/read/2024/07/03/130200326/harga-emas-terbebani-penguatan-imbal-hasil-obligasi-as