Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia Mesti Awasi Singapura dan Hongkong

Kompas.com - 24/06/2008, 15:09 WIB

JAKARTA, SELASA - Pemerintah harus bergegas menyelesaikan aturan tentang pajak Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau sukuk. Sebab, dua negara tetangga kita, yakni Singapura dan Hongkong, juga tengah sibuk menggodok aturan yang sama.

Seperti dikutip Reuters kemarin (23/6), menurut ahli hukum Islam Konsultan Hukum Allen & Overy Hooman Sabeti, Singapura dan Hongkong tengah menggodok aturan pajak sukuk. Tujuannya, mereka ingin ikut mencicip berkah dari aset keuangan syariah global yang saat ini mencapai sekitar 1,3 triliun dollar AS. Khusus di Hongkong, pemerintah negara ini berniat mengubah aturan pajak untuk mencegah sukuk terkena pajak ganda. Sementara, Singapura akan segera merilis aturan khusus tentang penerbitan sukuk.

Memang, kedua negara itu tak akan mampu mengalahkan dominasi Malaysia di pasar sukuk Asia. Tapi, jangan salah. Singapura berpeluang besar menjajakan sukuk ke investor asal Indonesia, Brunei Darussalam, dan Malaysia yang punya aset-aset konvensional di sana.

Studi Merrill Lynch dan Cap gemini mencatat, pada akhir 2007 tak kurang dari 19.000 orang Indonesia di Singapura menguasai aset finansial 93 miliar dollar AS. Adiwarman Azwar Karim, anggota Dewan Syariah Nasional (DSN), dan Helmi Arman, analis obligasi Bank Danamon, meminta Pemerintah Indonesia segera merampungkan beleid pajak sukuk. "Pasar sukuk sangat besar, jangan sampai kita terlambat," ajar Adiwarman.

Saat ini, nilai sukuk korporasi di Indonesia masih sangat minim. Hingga 6 Juni lalu, nilai sukuk korporasi yang beredar baru sekitar Rp 3,8 triliun atau 4,4 persen dari total obligasi korporasi yang sebesar Rp 86,8 triliun.

Tahun ini pemerintah berencana menjual sukuk Rp 18,8 triliun. Namun, Direktur Jenderal Pengelolaan Utang Departemen Keuangan Rahmat Waluyanto memilih menyerahkan keputusan pajak sukuk kepada Direktorat Jenderal Pajak. (Yuwono Triatmodjo, Diade Riva N., Ewo Raswa )

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kebijakan Makroprudensial Pasca-Kenaikan BI Rate

Kebijakan Makroprudensial Pasca-Kenaikan BI Rate

Whats New
Peringati May Day 2024, Forum SP Forum BUMN Sepakat Tolak Privatisasi

Peringati May Day 2024, Forum SP Forum BUMN Sepakat Tolak Privatisasi

Whats New
MJEE Pasok Lift dan Eskalator untuk Istana Negara, Kantor Kementerian hingga Rusun ASN di IKN

MJEE Pasok Lift dan Eskalator untuk Istana Negara, Kantor Kementerian hingga Rusun ASN di IKN

Whats New
Great Eastern Life Indonesia Tunjuk Nina Ong Sebagai Presdir Baru

Great Eastern Life Indonesia Tunjuk Nina Ong Sebagai Presdir Baru

Whats New
Dukung Kemajuan Faskes, Hutama Karya Percepat Pembangunan RSUP Dr Sardjito dan RSUP Prof Ngoerah

Dukung Kemajuan Faskes, Hutama Karya Percepat Pembangunan RSUP Dr Sardjito dan RSUP Prof Ngoerah

Whats New
Bantuan Pangan Tahap 2, Bulog Mulai Salurkan Beras 10 Kg ke 269.000 KPM

Bantuan Pangan Tahap 2, Bulog Mulai Salurkan Beras 10 Kg ke 269.000 KPM

Whats New
Menperin: PMI Manufaktur Indonesia Tetap Ekspansif Selama 32 Bulan Berturut-turut

Menperin: PMI Manufaktur Indonesia Tetap Ekspansif Selama 32 Bulan Berturut-turut

Whats New
Imbas Erupsi Gunung Ruang: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup, 6 Bandara Sudah Beroperasi Normal

Imbas Erupsi Gunung Ruang: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup, 6 Bandara Sudah Beroperasi Normal

Whats New
Jumlah Penumpang LRT Jabodebek Terus Meningkat Sepanjang 2024

Jumlah Penumpang LRT Jabodebek Terus Meningkat Sepanjang 2024

Whats New
Hingga Maret 2024, BCA Syariah Salurkan Pembiayaan ke UMKM Sebesar Rp 1,9 Triliun

Hingga Maret 2024, BCA Syariah Salurkan Pembiayaan ke UMKM Sebesar Rp 1,9 Triliun

Whats New
Antisipasi El Nino, Mentan Amran Dorong Produksi Padi NTB Lewat Pompanisasi

Antisipasi El Nino, Mentan Amran Dorong Produksi Padi NTB Lewat Pompanisasi

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru pada Jumat 3 Mei 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru pada Jumat 3 Mei 2024

Spend Smart
Keberatan Penetapan Besaran Bea Masuk Barang Impor, Begini Cara Ajukan Keberatan ke Bea Cukai

Keberatan Penetapan Besaran Bea Masuk Barang Impor, Begini Cara Ajukan Keberatan ke Bea Cukai

Whats New
Ada Penyesuaian, Harga Tiket Kereta Go Show Naik per 1 Mei

Ada Penyesuaian, Harga Tiket Kereta Go Show Naik per 1 Mei

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com