JAKARTA, JUMAT - Rupiah, Jumat (8/8) pagi, melemah karena tertekan berbagai faktor negatif yang muncul di pasar sehingga posisinya jauh di atas Rp 9.100 per dollar AS. Mata uang Garuda ini berada di posisi Rp 9.152 per dollar AS.
"Sejumlah faktor negatif yang mendorong pelaku pasar melepas rupiah dan membeli dollar AS memicu mata uang Indonesia terpuruk," kata Dirut Finance Corpindo Nusa Edwin Sinaga di Jakarta.
Edwin mengatakan, faktor negatif yang menekan rupiah antara lain pembelian dollar AS dalam jumlah besar oleh BUMN, seperti Pertamina dan PLN. "Pertamina dan PLN membutuhkan dollar AS untuk membayar utang yang sudah jatuh tempo," katanya.
Selain itu, inflasi yang tinggi juga masih menakutkan pelaku pasar maupun asing bermain di pasar uang domestik. Meski demikian, kondisi ini tidak berlangsung lama, apalagi pemerintah melalui Bank Indonesia menekankan bahwa inflasi akan kembali membaik setelah pada Juli lalu membaik menjadi 1,37 persen dari bulan lalu yang mencapai 2,46 persen.
Rupiah tetap berpeluang untuk bisa naik kembali apabila dana parkir pengusaha Indonesia yang berada di luar negeri masuk ke pasar domestik dalam jumlah yang besar. "Kenaikan bunga BI Rate sebesar 25 basis poin menjadi 9,00 persen juga akan memicu pengusaha asing meningkatkan portofolio investasinya di dalam negeri," ucapnya.
Rupiah memang membutuhkan waktu untuk mencapai angka Rp 9.000 per dollar AS karena sejumlah faktor positif yang terlihat masih belum semua masuk ke pasar domestik. "Kami optimisris rupiah akan dapat mencapai angka Rp 9.000 per dollar AS, bahkan bisa menembus asalkan faktor positif muncul di pasar domestik," ucapnya.