Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

China Bersedia Negosiasi Ulang Kontrak Gas Tangguh

Kompas.com - 24/08/2008, 15:50 WIB

BEIJING, MINGGU - Wakil Presiden M Jusuf Kalla mengatakan pemerintah RRC bersedia untuk melakukan pembicaraan ulang berkenaan dengan kontrak LNG Tangguh. "Mereka pada prinsipnya memahami dan menyambut baik dan nanti kita akan buat tim kedua negara untuk membicarakan hal tersebut," kata Wapres Jusuf Kalla kepada wartawan di Beijing, China, Minggu  (24/8) menjelaskan isi pertemuan dengan Wapres RRC Xi Jinping.

Menurut Wapres pembicaraan dengan Xi Jinping berlangsung sangat positif. RRC tambahnya sangat memahami persoalan tersebut. Wapres menjelaskan. kontrak eksport LNG Tangguh untuk  propinsi Fujian, China tersebut merupakan kebijakan pemerintahan Presiden Megawati pada waktu itu. Namun kebijakan yang dilakukan pemerintah tahun 2002 tersebut jika dilihat perkembangan saat ini harganya sangat rendah dan sangat merugikan Indonesia.

"Jika dibandingkan dengan kontrak eksport LNG Bontang ke Jepang, kontrak LNG Tangguh itu hanya seperlimanya, itupun setelah kita naikkan. Jika tidak kita naikan maka hanya seperdelapannya," kata Wapres.

Karena itu Wapres sangat heran kenapa pemerintah melakukan kebijakan seperti itu. Wapres juga heran kenapa kontrak eksport LNG Tangguh tersebut tidak menggunakan pedoman dasar dalam kontrak LNG seperti yang selama ini digunakan Indonesia. Wapres menjelaskan selama ini setiap kontrak LNG dilakukan dengan dikaitkan harga minyak. Namun tambah Wapres dalam kontrak LNG Tangguh sama sekali tidak dikaitkan dengan perkembangan harga minyak.

"Yang mengherankan kita, pedoman dasar kita sejak Alm. Ibnu Sutowo kontrak ekspor LNG selalu dikaitkan dengan harga minyak. Nah kontrak itu menyimpang sama sekali, tidak gunakan itu dan harganya rendah sekali," kata Wapres terlihat geram.

Karena itu, Wapres menegaskan bahwa kontrak LNG Tangguh tersebut dinilainya sangat menyalahi aturan. "Kontrak ini sangat-sangat menyalahi. Kontrak ini sangat merugikan," kata Wapres.
     
Wapres menjelaskan kontrak LNG Tangguh yang ditanda tangani 2002 tersebut menyebutkan nilainya sebesar 3,3 dollar AS/mmbtu. Sementara, tambah Wapres saat ini harga LNG dipasar internasional saat ini berkisar 20 dollar AS.

Karena itulah, tambah Wapres pemerintah Indonesia ingin melakukan pembicaraan ulang mengenai kontrak tersebut. Wapres juga menjelaskan bahwa Indonesia yang mengusulkan kontrak LNG dikaitkan dengna harga minyak. Dan hal itu, tambah Wapres diterima seluruh negara sehingga saat ini mereka menggunakan rumusan/formulasi tersebut. "Eh..tiba-tiba untuk kontrak Tangguh ini kita keluar dari (rumusan) itu," kata Wapres.
    
Dalam kunjungan tiga hari ke China Wapres selain menghadiri penutupan olimpiade juga melakukan pembicaraan dengan Presiden China Hu Jintao dan Wapres China Xi Jinping. Pertemuan dengan Presiden Hu Jintao dan Wapres Xi Jinping tersebut salah satu agendanya akan digunakan untuk membicarakan soal kontrak LNG Tangguh.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Emiten Prajogo Pangestu BREN Targetkan Capex Rp 2,5 Triliun Tahun Ini

Emiten Prajogo Pangestu BREN Targetkan Capex Rp 2,5 Triliun Tahun Ini

Whats New
KKP Tangkap 2 Kapal Ikan Pelaku Penyelundupan Manusia di Perairan Teluk Kupang

KKP Tangkap 2 Kapal Ikan Pelaku Penyelundupan Manusia di Perairan Teluk Kupang

Whats New
Pengeluaran Masyarakat untuk Bayar Utang Kembali Meningkat

Pengeluaran Masyarakat untuk Bayar Utang Kembali Meningkat

Whats New
IHSG Berakhir di Zona Hijau , Rupiah Melemah

IHSG Berakhir di Zona Hijau , Rupiah Melemah

Whats New
Rugi Sepatu Bata Bengkak 79,6 Persen Sepanjang 2023

Rugi Sepatu Bata Bengkak 79,6 Persen Sepanjang 2023

Whats New
Dilapokan ke KPK karena Dugaan Laporan Kekayaan Tidak Wajar, Kepala Bea Cukai Purwakarta Dibebastugaskan

Dilapokan ke KPK karena Dugaan Laporan Kekayaan Tidak Wajar, Kepala Bea Cukai Purwakarta Dibebastugaskan

Whats New
Simak 10 Jenis Pekerjaan 'Work From Anywhere' Paling Dicari Perusahaan pada 2024

Simak 10 Jenis Pekerjaan "Work From Anywhere" Paling Dicari Perusahaan pada 2024

Work Smart
Ingin Sukses? Hindari Tiga Kalimat Toksik Ini!

Ingin Sukses? Hindari Tiga Kalimat Toksik Ini!

Work Smart
Mendagri: Manajemen Tata Kelola Bawang Putih Kurang Bagus

Mendagri: Manajemen Tata Kelola Bawang Putih Kurang Bagus

Whats New
Kurs Rupiah 13 Mei 2024 di Bank Mandiri hingga BRI

Kurs Rupiah 13 Mei 2024 di Bank Mandiri hingga BRI

Whats New
Perluas Pasar ke Kancah Global, Bea Cukai Lepas Ekspor Produk Tenggiri dan Tuna Senilai 239.000 Dollar AS

Perluas Pasar ke Kancah Global, Bea Cukai Lepas Ekspor Produk Tenggiri dan Tuna Senilai 239.000 Dollar AS

Whats New
Populasi Ikan Belida Terancam, KKP Lakukan Pendataan

Populasi Ikan Belida Terancam, KKP Lakukan Pendataan

Whats New
Staf Jokowi Bantah Mahalnya Harga Bawang Putih karena Harga Impor yang Tinggi dari China

Staf Jokowi Bantah Mahalnya Harga Bawang Putih karena Harga Impor yang Tinggi dari China

Whats New
Bank Sampoerna Cetak Laba Bersih Rp 26,3 Miliar pada Kuartal I 2024

Bank Sampoerna Cetak Laba Bersih Rp 26,3 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Perumnas Bangun Hunian Modern di Cengkareng untuk Milenial

Perumnas Bangun Hunian Modern di Cengkareng untuk Milenial

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com