Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 05/09/2008, 07:29 WIB

NEW YORK, KAMIS - Saham-saham di bursa Wall Street AS pada perdagangan Kamis (4/9) waktu setempat, karena melemahnya penjualan ritel dan data yang memberikan kesan meningkatnya pemutusan hubungan kerja, yang memicu kekhawatiran terhadap prospek ekonomi AS.

Indeks Dow Jones Industrial Average terperosok 344,65 poin atau 2,99 persen pada 11.188,23. Ini merupakan penutupan terlemah sejak akhir Juli, serta turun 20 persen dari posisi tertinggi tahun lalu.
    
Sedankan indeks komposit Nasdaq merosot 74,69 poin (3,2 persen)  menjadi 2.259,04 serta indeks Standard & Poor’s 500 turun 38,15 poin (2,99 persen) ke posisi 1.236,83.
    
Data yang menunjukkan tingginya klaim pengangguran pekan lalu serta lebih banyaknya kehilangan pekerjaan di sektor swasta membebani sentimen pasar. Sementara laporan penjualan bulanan sektor riil juga beragam. Laporan Wal-Mart memang menunjukkan data penjualan Agustus lebih baik dari perkiraan, namun sebagian besar ritel lainnya menunjukkan penurunan, sehingga meningkatkan kekhawatiran  terhadap kesehatan konsumen AS.

Sentimen negatif juga datang dari data departemen tenaga kerja yang menyatakan pengangguran baru naik 15.000 dalam pekan lalu menjadi 444.000. Sedangkan survei terpisah oleh perusahaan pembayaran upah ADP, juga  memperlihatkan sektor swasta kehilangan 33.000 pekerja pada Juli. Ini mempertinggi kegelisahan jelang laporan utama Jumat, data pembayaran upah bulanan untuk Agustus.

Pasar tampak mengabaikan berita bahwa produktivitas pekerja AS direvisi naik menjadi 4,3 persen dari 2,2 persen dalam kuartal kedua, sebuah sinyal positif  untuk perkembangan ekonomi. Pelaku juga mengabaikan laporan yang menunjukkan sebuah ekspansi moderat sektor jasa pada Juli. Institute of Supply Management melaporkan indeks non manufaktur naik menjadi 50,6 poin, sedikit di atas level 50 yang membatasi antara ekspansi dan kontraksi.

Banyak analis mengatakan prospek suram disorot oleh laporan Beige Book Federal Reserve pada Rabu, yang menunjuk melemahnya perumahan, kesulitan kredit dan berkurangnya belanja konsumen, dan tekanan inflasi.  "Dengan berlanjutnya penurunan harga rumah, meningkatnya pengangguran dan ketersediaan kredit konsumen yang ketat, kami menemui kesulitan untuk melihat konsumen memimpin pemulihan ekonomi pada tahun depan," kata Fred Dickson dari DA Davidson & Co.

"Bukti terakhir menunjukkan konsumen mundur kembali," kata Nigel Gault, ekonom dari Global Insight. "Kami perkirakan belanja konsumen riil  turun selama kuartal ketiga dan keempat -- pertam kali turun sejak 1991."

Di antara saham-saham utama, Boeing turun 4,6 persen menjadi 63,03 dollar AS karena International Association of Machinists, kelompok pekerja terbesar produsen pesawat terbang, memilih untuk mogok namun menundanya hingga pembicaar dengan seorang mediator federal.

Wal-Mart turun tipis 0,02 persen pada 59,78 dollar AS karena peritel terbesar di dunia ini melaporkan penjualan yang lebih bagu dari perkiraan untuk Agustus. Lainnya, di sektor ini, Nordstrom turun 4,02 persen menjadi 31,99 dollar dan Sears Holdings jatuh 4,01 persen menjadi 91,57 dollar AS.

Lehman Brothers turun 10,45 persen menjadi 15,17 dollar AS di tengah berlangsungnya spekulasi tentang apakah bank investasi bermasalah itu akan mendapatkan modal segar. Di sektor teknik, pembuat peralatan Ciena Corp. memimpin penurunan dengan merosot 24,9 persen menjadi 13,09 dollar AS setelah memperingatkan labanya melemah. Rivalnya, Cisco Systems turun 4,4 persen menjadi 22,29 dollar AS.

Harga obligasi meningkat. Imbal hasil (yield) obligasi negara AS berjangka 10-tahun turun menjadi 3,643 persen dari 3,697 persen pada Rabu, dan obligasi negara berjangka 30-tahun turun menjadi 4,281 persen terhadap 4,318 persen. Harga dan yield obligasi bergerak dengan arah berlawanan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com