Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bank Mega Belum Punya Sistem Produk Derivatif

Kompas.com - 26/12/2008, 21:52 WIB

JAKARTA, JUMAT - Maraknya bank-bank di Indonesia menawarkan produk derivatif untuk mengatasi dan menarik minat dari nasabah yang telah jenus dengan produk tabungan dan investasi lainnya, tidak diikuti oleh PT Bank Mega Tbk. Bank yang sudah listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) sejak tahun 2000 ini, tidak ikut menawarkan produk derivtatif karena memang tidak memiliki sistem.

Menurut keterangan Direktur Treasury dan International Banking Bank Mega, JB Kendarto, sampai saat ini Bank Mega baru memiliki divisi treasury. Sementara dalam sistem derivatif mewajibkan Bank Mega harus menambah sistem dengan membuka divisi baru. "Jadi kita belum punya sistemnya. Maka tidak mungkin kita memiliki produk derivatif," jelas Kendarto seusai paparan publik Bank Mega, di Jakarta, Jumat (26/12).

Produk derivatif secara umum adalah produk yang harga dan nilainya ditentukan atau diturunkan dari produk lain yang disebut sebagai underlying-nya. Secara umum, ada dua produk derivatif yang umum diperdagangkan di Bursa.

Pertama, yaitu Futures atau kontrak yang mewajibkan pemegang kontrak untuk membeli atau menjual sejumlah barang dari suatu underlying pada harga yang disepakati dan di suatu waktu tertentu di masa mendatang.

Kedua, Option atau kontrak yang memberikan hak, tetapi bukan kewajiban, kepada pemegang kontrak untuk menjual atau membeli sejumlah barang dari suatu underlying pada harga yang disepakati di suatu waktu tertentu di masa mendatang.

Manfaat produk derivatif ini secara umum sebagai sarana lindung nilai dan meminimalkan risiko, dan sebagai sarana investasi dengan memanfaatkan potensi spekulasi. Apa saja yang dapat dijadikan underlying produk Derivatif? Underlying yang digunakan dapat berasal dari barang komoditi seperti kedelai, gandum, crude oil. Kemudian produk finansial pasar modal misalnya indeks saham Hang Seng 33, Nikkei 225, Roll Gold Index, Kospi 200.

Dalam kesempatan tersebut Kendarto juga mengungkapkan adanya penyaluran kredit Bank Mega ke proyek PLN sebesar Rp 5 triliun. Namun sampai sekarang masih dalam proses dan baru sekitar Rp 100 miliar dikucurkan. "Kredit yang disetujui baru Rp 5 triliun, tapi belum dicairkan. Ada sekitar 30 persen, di antaranya untuk proyek PLN," tandasnya.

Sebelumnya, Bank Mega juga ikut mendanai tiga proyek tol di antaranya Surabaya, Bumi Serpong Damai, dan jalan tol di Makassar. (Persda Network/Sugiyarto)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com