Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasokan Pertamax ke Bandung Kritis

Kompas.com - 20/01/2009, 20:17 WIB

 

 

BANDUNG, SELASA — Pasokan BBM jenis pertamax dan pertamax plus ke Kota Bandung dalam kondisi kritis, menyusul kebakaran yang terjadi di Depo Pertamina Plumpang, Minggu (18/1) malam lalu. Walaupun telah melakukan pemesanan, sejumlah pengelola Stasiun Pengisian Bahan Bakar untuk Umum mengaku belum menerima pengiriman kedua jenis BBM tersebut.

"Seharusnya, kiriman pertamax dan pertamax plus sudah kami terima Selasa (20/1) pukul 14.00. Namun, hingga sore belum ada pengiriman. Padahal, stok sudah mepet," keluh Stanley William, Manajer PT Putramas yang memiliki empat unit SPBU di pusat Kota Bandung.

Kondisi paling mengkhawatirkan terjadi di SPBU yang terletak di Jalan Dipati Ukur. Di tempat tersebut, kata Stanley, stok pertamax dan pertamax plus tinggal 1.000 kiloliter (KL). Adapun untuk SPBU yang terletak di Jalan Sunda, stok tinggal 2.000 KL. Stok sebanyak itu, biasanya, sudah habis dalam waktu 2 sampai 4 jam saja.

Kondisi serupa diceritakan Ricky Maskur, Manajer Operasional SPBU 34.402.36 yang berada di Jalan Laswi. Menurut dia, stok untuk BBM nonsubsidi tersebut tinggal 5 persen atau sekitar 800 KL dari pasokan normal sekitar 16.000 KL. Ricky mengaku, biasa memesan ke Pertamina sebanyak tiga kali dalam sebulan.

Selama ini, pasokan untuk kedua jenis BBM tersebut mengandalkan pengiriman dari depo Plumpang. Ricky khawatir, pemulihan kondisi infrastruktur di depo Plumpang akan mengganggu kelancaran distribusi ke Bandung dan sekitarnya.

Stanley memperkirakan, keterlambatan pengiriman pertamax ke sejumlah SPBU di Bandung karena pihak Pertamina Depo Plumpang lebih mengutamakan untuk menjamin stok di DKI Jakarta. Perbaikan di Depo Plumpang setidaknya akan mengganggu kelancaran distribusi dibandingkan kondisi normal.

"Selama ini, yang dijadikan alasan Pertamina untuk lebih mendahulukan kebutuhan di Jakarta karena kompetitor yang semakin banyak, seperti Petronas dan Shell. Namun, di Bandung juga sudah muncul Petronas. Bahkan, dampaknya sudah terasa. Sejak kemunculan Petronas, konsumsi pertamax turun 50 persen dari 8.000 KL per hari menjadi 4.000 KL per hari," ungkap Stanley.

Terkait kondisi tersebut, Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Hiswana Migas Bandung-Sumedang Sjahlan Idris mengaku tengah mengadakan koordinasi dengan pihak Pertamina. Ia meminta, Pertamina menjamin ketersediaan pasokan pertamax dan pertamax plus ke wilayah Bandung dan sekitarnya.

Semoga, keterlambatan pasokan ini hanya sementara waktu saja, saat perbaikan infrastruktur Depo Plumpang dilakukan. "Saya harap, pengelola SPBU dan masyarakat tidak cemas," ungkapnya.

 

 

 

 

 

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KJRI Cape Town Gelar 'Business Matching' Pengusaha RI dan Afrika Selatan

KJRI Cape Town Gelar "Business Matching" Pengusaha RI dan Afrika Selatan

Whats New
Baru 4 Bulan, Sudah 11 Bank Perekonomian Rakyat yang Tumbang

Baru 4 Bulan, Sudah 11 Bank Perekonomian Rakyat yang Tumbang

Whats New
Maskapai Akui Tak Terdampak Pengurangan Bandara Internasional

Maskapai Akui Tak Terdampak Pengurangan Bandara Internasional

Whats New
Bank BTPN Raup Laba Bersih Rp 544 Miliar per Maret 2024

Bank BTPN Raup Laba Bersih Rp 544 Miliar per Maret 2024

Whats New
Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

Whats New
Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Whats New
Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

Whats New
Pasarkan Produk Pangan dan Furnitur, Kemenperin Gandeng Pengusaha Ritel

Pasarkan Produk Pangan dan Furnitur, Kemenperin Gandeng Pengusaha Ritel

Whats New
Punya Manfaat Ganda, Ini Cara Unit Link Menunjang Masa Depan Gen Z

Punya Manfaat Ganda, Ini Cara Unit Link Menunjang Masa Depan Gen Z

BrandzView
Asosiasi Dukung Pemerintah Cegah Penyalahgunaan Narkoba pada Rokok Elektrik

Asosiasi Dukung Pemerintah Cegah Penyalahgunaan Narkoba pada Rokok Elektrik

Whats New
Impor Bahan Baku Pelumas Tak Lagi Butuh Pertek dari Kemenperin

Impor Bahan Baku Pelumas Tak Lagi Butuh Pertek dari Kemenperin

Whats New
Cara Isi Token Listrik secara Online via PLN Mobile

Cara Isi Token Listrik secara Online via PLN Mobile

Work Smart
Pencabutan Status 17 Bandara Internasional Tak Berdampak ke Industri Penerbangan

Pencabutan Status 17 Bandara Internasional Tak Berdampak ke Industri Penerbangan

Whats New
Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

Whats New
Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com