Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bankir Sambut Dingin Sekuritisasi Aset KPR

Kompas.com - 17/02/2009, 09:21 WIB

JAKARTA, SELASA - Para bankir menyambut dingin gagasan melakukan sekuritisasi aset Kredit Pemilikan Rumah (KPR). Alasannya, tak mudah untuk menjual produk tersebut ke pasar lokal.

Adalah pemerintah dan Bank Indonesia (BI) yang menyarankan bank mencari dana untuk pinjaman perumahan melalui penerbitan efek beragun aset (EBA). Pemerintah dan BI berharap, bank mau menjajaki penerbitan EBA agar sumber dana untuk kredit sektor perumahan semakin berlimpah.

Di atas kertas, gagasan itu mungkin bagus. Namun para bankir menilai peluang menjual EBA di saat kini bisa dibilang sangat kecil.

Alasannya, investor kebanyakan belum faham produk tersebut. Sementara investor yang sophisticated enggan membeli efek beragun aset karena masih belum yakin dengan kualitas aset yang ditawarkan. "Kalau kualitas kredit jelek, pasar bisa terganggu seperti subprime mortgage di Amerika Serikat," ujar Kostaman Thayib, Direktur Consumer dan Ritel PT Bank Mega Tbk.

Sudahlah permintaannya tipis, mekanisme penerbitan EBA juga tak praktis. "Tak mudah jika ingin menggadaikan aset. Mekanismenya masih ribet," ujar Direktur Bisnis PT BRI Tbk. Sudaryanto Sudargo.

Sukatmo Padmosukarso, Wakil Presiden Direktur Bank BII juga melontarkan penilaian sama. "Saat ini saya belum melihat ada prospek menjual sekuritisasi aset," katanya.

Deputi Direktur Penelitian dan Pengaturan Perbankan BI Wimboh Santoso juga membenarkan gagasan sekuritisasi masih belum matang benar. Hingga kini, BI masih melakukan kajian, dan merumuskan aturan main yang pas.

Tim kerja yang dibentuk BI akan melibatkan banyak pihak seperti Bank Tabungan Negara (BTN), Sarana Multigria Finance (SMF), dan Menteri Negara Perumahan Rakyat. "Tim akan melihat apa saja yang akan menjadi kendala," tegas Wimboh.

Saat ini, baru BTN yang sudah melakukan sekuritisasi aset senilai Rp 100 miliar. Pembeli terbesarnya adalah SMF senilai Rp 89 miliar. Sisanya, Rp 11 miliar diambil BRI bersama Dana Pensiun BTN. (Dyah Megasari, Nadia Citra Surya, Moch. Wahyudi /Kontan)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Limit Tarik Tunai BRI Simpedes dan BritAma di ATM

Limit Tarik Tunai BRI Simpedes dan BritAma di ATM

Earn Smart
Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BNI via HP Antiribet

Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BNI via HP Antiribet

Earn Smart
Apakah DANA Bisa Tarik Tunai? Bisa Pakai 5 Cara Ini

Apakah DANA Bisa Tarik Tunai? Bisa Pakai 5 Cara Ini

Whats New
OJK Terbitkan Aturan 'Short Selling', Simak 8 Pokok Pengaturannya

OJK Terbitkan Aturan "Short Selling", Simak 8 Pokok Pengaturannya

Whats New
2 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu Mandiri di ATM Pakai HP

2 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu Mandiri di ATM Pakai HP

Earn Smart
3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BCA Modal HP

3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BCA Modal HP

Spend Smart
Ketidakpastian Global Meningkat, Sri Mulyani: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tetap di Atas 5 Persen

Ketidakpastian Global Meningkat, Sri Mulyani: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tetap di Atas 5 Persen

Whats New
Pada Pertemuan Bilateral di Kementan, Indonesia dan Ukraina Sepakati Kerja Sama Bidang Pertanian

Pada Pertemuan Bilateral di Kementan, Indonesia dan Ukraina Sepakati Kerja Sama Bidang Pertanian

Whats New
Semakin Mudah dan Praktis, Bayar PKB dan Iuran Wajib Kini Bisa lewat Bank Mandiri

Semakin Mudah dan Praktis, Bayar PKB dan Iuran Wajib Kini Bisa lewat Bank Mandiri

Whats New
Ketidakpastian Global Meningkat, Sri Mulyani: Sistem Keuangan RI Masih dalam Kondisi Terjaga

Ketidakpastian Global Meningkat, Sri Mulyani: Sistem Keuangan RI Masih dalam Kondisi Terjaga

Whats New
Pesan Luhut ke Prabowo: Jangan Bawa Orang-orang 'Toxic' ke Dalam Pemerintah Anda

Pesan Luhut ke Prabowo: Jangan Bawa Orang-orang "Toxic" ke Dalam Pemerintah Anda

Whats New
Barang Bawaan Pribadi dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi, Ini Pesan Bea Cukai ke 'Jastiper'

Barang Bawaan Pribadi dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi, Ini Pesan Bea Cukai ke "Jastiper"

Whats New
Bangun Pemahaman Kripto di Tanah Air, Aspakrindo dan ABI Gelar Bulan Literasi Kripto 2024

Bangun Pemahaman Kripto di Tanah Air, Aspakrindo dan ABI Gelar Bulan Literasi Kripto 2024

Rilis
Terbitkan Permentan Nomor 1 Tahun 2024, Mentan Pastikan Pupuk Subsidi Tepat Sasaran

Terbitkan Permentan Nomor 1 Tahun 2024, Mentan Pastikan Pupuk Subsidi Tepat Sasaran

Whats New
Resmi Kuasai 100 Persen Saham Bank Commonwealth, OCBC NISP Targetkan Proses Merger Selesai Tahun Ini

Resmi Kuasai 100 Persen Saham Bank Commonwealth, OCBC NISP Targetkan Proses Merger Selesai Tahun Ini

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com