JAKARTA, RABU — Rencana impor pupuk urea sebesar 500.000 ton bakal tertunda. Pasalnya, dari perhitungan Dewan Pupuk Indonesia (DPI), pabrik pupuk di Tanah Air memastikan kesanggupan diri untuk memproduksi sekitar tujuh juta ton per tahun.
Kesanggupan pabrik pupuk nasional memproduksi pupuk tersebut tak terlepas dari jaminan kelancaran akan pasokan gas yang dibutuhkan untuk memproduksi pupuk.
"Kalau tujuh juta pupuk bisa diproduksi, impor tidak perlu sebanyak itu. Bahkan kalau memungkinkan, tidak perlu," kata Wakil Presiden Jusuf Kalla seperti yang diutarakan Ketua Umum Dewan Pupuk Indonesia Zainal Sujais di Istana Wapres, Jakarta, Rabu (4/3).
Pernyataan Kalla tersebut sejalan dengan pemikiran DPI. Zainal mengemukakan, kebijakan impor pupuk merupakan kebijakan akhir. "Jadi ini kalau tidak ada jalan lain," ujarnya.
Sebelumnya, saat berkunjung ke Pabrik Pupuk Kujang, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memberi pintu kepada PT Petro Kimia Gresik dan pabrik pupuk Kujang untuk mengimpor pupuk urea dengan total 500.000 ton. Impor pupuk tersebut sebagai cadangan ketersediaan pupuk di Tanah Air.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.