Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Arca Wairocana Hilang, Pengawasan di Bandara Diperketat

Kompas.com - 13/03/2009, 19:02 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Hilangnya Arca Wairocana, arca perunggu peninggalan Kerajaan Sriwijaya, dari Museum Negeri Balaputradewa, Palembang, Sumatera Selatan, sangat disayangkan dan harus diantisipasi segera. Pengawasan di semua bandara dan pelabuhan agar diperketat. Jangan sampai arca dari abad XI Masehi itu lolos ke luar negeri.

"Peninggalan Kerajaan Sriwijaya tidak begitu banyak. Hilangnya arca perunggu yang kemungkinan Wairocana itu, sebuah kerugian besar. Karena tidak banyak barang sejenis yang ditemukan, yang dapat mewakili Kerajaan Sriwijaya," kata Soeroso, Direktur Peninggalan Purbakala, Direktorat Jenderal Sejarah dan Purbakala, Departemen Kebudayaan dan Pariwisata, ketika dihubungi hari Jumat (13/3) di Yogyakarta.

Seperti diberitakan, terkait hilangnya Arca Wairocana ini, tujuh orang saksi sudah diperiksa Direktorat Reserse Kriminal Kepolisian Daerah Sumatera Selatan. Semua yang diperiksa merupakan pengelola museum, yakni Kepala Museum Syafei Wahid, staf museum dan petugas satuan pengamanan (Kompas , 13/3).

Soeroso mengatakan, sebelum diserahkan ke museum, Arca Wairocana ditemukan masyarakat di Bukit Siguntang, Palembang, 29 Oktober 1992. Oleh museum arca Buddha itu diberi nomor inventarisasi 04.35 dan ditempatkan di lokasi yang bisa dipantau jelas dari kamera CCTV. Arca tersebut diketahui hilang sejak Senin (9/3) lalu, namun baru dilaporkan Kamis (12/3).

Soeroso yang juga arkeolog itu mengakui, peristiwa hilangnya benda cagar budaya dan atau diganti dengan yang palsu seperti kasus yang terjadi di Museum Balaputradewa, Palembang dan Museum Radya Pustaka, Solo, diduga melibatkan orang dalam. Namun demikian, siapa pelaku yang pencurian sebenarnya, menunggu penanganan kasusnya oleh kepolisian.

"Pemerintah sendiri sudah berupaya mengantisipasi agar tak terjadi kasus-kasus pencurian benda cagar budaya, yakni dengan inventarisasi dan pengawasan setiap saat. Kasus pencurian terjadi mungkin karena koleksi banyak dan tenaga sumber daya manusia yang ada terbatas," ungkapnya.

Direktur Peninggalan Purbakala Soeroso minta, karena sudah otonomi daerah, pemerintah provinsi diharapkan memberikan perhatian penuh terhadap keberadaan museum, baik dari sisi pengamanan dengan peralatan canggih, maupun peningkatan kualitas sumber daya manusia, agar lebih jeli dan profesional.

"Anggaran yang besar untuk museum bukan jaminan bisa menyelamatkan museum dari kasus pencurian. Dana besar kalau sumberdaya manusia tak profesional, percuma saja. Tenaga/staf yang ada perlu diberikan pelatihan bagaimana mengatasi masalah-masalah pencurian. Juga perlu peningkatan peran penyidik pegawai negeri sipil, agar lebih profesional lagi," paparnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com