Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemilu Aman, Pasar Keuangan Dilanda Euforia

Kompas.com - 14/04/2009, 08:11 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Pemilihan umum legislatif yang berlangsung relatif aman dan lancar disambut pelaku pasar keuangan dengan memborong saham dan mata uang rupiah. Aksi itu mendongkrak indeks saham dan nilai tukar rupiah hingga menyentuh level tertinggi dalam beberapa bulan terakhir.

Pada penutupan perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (13/4), indeks harga saham gabungan (IHSG) meningkat tajam hingga 74,653 poin atau 5,09 persen ke level 1.540,40.

Indeks LQ-45 naik 17,24 poin atau 5,97 persen dan indeks Kompas100 melonjak 20,6 poin atau 5,77 persen menjadi 377,35.

Penguatan ketiga indeks harga saham utama di BEI ini berada di atas ekspektasi pasar. Posisi masing-masing ketiga indeks saham tersebut juga merupakan yang tertinggi sejak Oktober 2008.

Antusiasme investor membeli saham dalam jumlah besar sudah tampak sejak sesi pertama perdagangan saham di BEI dibuka pada pukul 09.30. Hanya dalam beberapa menit, IHSG langsung melonjak 50 poin atau menguat sekitar 3,4 persen. Sampai pada penutupan perdagangan, nilai transaksi tercatat Rp 4,184 triliun.

Nilai transaksi sebesar ini hampir mendekati rata-rata nilai transaksi perdagangan saham di BEI tahun 2008 sebesar Rp 4,45 triliun per hari. Adapun dalam tiga bulan terakhir, rata-rata nilai transaksi di BEI hanya sekitar Rp 1,5 triliun per hari.

Dari 212 saham yang diperdagangkan, sebanyak 143 saham naik harganya, 27 saham turun, dan 42 saham tetap. Semua indeks saham sektoral di BEI menguat dengan peningkatan tertinggi pada indeks sektor pertambangan sebesar 8,47 persen.

Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia mencatat nilai tukar rupiah sebesar Rp 11.125 per dollar AS atau menguat 2,3 persen dibandingkan dengan Rabu lalu yang berada di level Rp 11.380 per dollar AS.

Kepala Riset Recapital Securities Poltak Hotradero mengatakan, penguatan tajam indeks harga saham dan kurs rupiah merupakan euforia pelaku pasar terhadap kelancaran pemilu.

Poltak memperkirakan penguatan yang cukup tinggi itu hanya bersifat sementara karena pada kenyataannya tidak ada faktor fundamental yang mendukung peningkatan harga saham secara signifikan.

Apalagi, lanjut Poltak, data perekonomian makro Indonesia selama beberapa bulan terakhir menunjukkan penurunan, termasuk perkiraan beberapa bulan ke depan.

Dividen dikurangi

Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan I-2009, misalnya, diperkirakan hanya akan berada pada kisaran 4-4,5 persen atau terendah sejak tahun 2006.

Para emiten di BEI diperkirakan akan mengurangi besaran pembagian dividen dari perolehan laba tahun lalu. ”Semua ini sebenarnya kan tidak mendukung peningkatan harga saham. Hanya karena euforia sesaat, investor menafikan hal-hal yang lebih fundamental,” ujar Poltak.

Sebelumnya, Direktur Utama Finan Corpindo Nusa Edwin Sinaga mengatakan, penurunan tingkat inflasi dan suku bunga acuan BI beberapa kali hingga menyentuh level 7,5 persen serta laporan keuangan emiten yang relatif baik akan memberikan dampak positif atas pasar modal.

Sementara itu, CIMB-GK Securities sejak kemarin menaikkan target perkiraan IHSG akhir tahun ini menjadi 1.755 atau meningkat 14,7 persen dibandingkan dengan target perkiraan sebelumnya di level 1.530.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com