Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bunga Mencekik Kartu Kredit Berakhir di Tangan Obama

Kompas.com - 24/04/2009, 12:51 WIB

WASHINGTON, KOMPAS.com — Presiden Barack Obama, Kamis (23/4), bertemu para eksekutif perusahaan penerbit kartu kredit utama AS. Obama mengatakan akan mereformasi industri yang mereka geluti dari pengenaan bunga dan fee yang kejam serta memperkuat perlindungan terhadap nasabah.

Di tengah jutaan pemegang kartu kredit dengan utang bertumpuk akibat resesi yang parah, Obama menegaskan, industri kartu kredit memang berperan sangat penting. Namun, ia mengingatkan, hubungan penerbit kartu kredit dengan nasabahnya telah sangat tidak seimbang.

"Kami ingin mempertahankan pasar kartu kredit. Namun, kami juga ingin melakukan itu sambil melenyapkan aturan pengenaan bunga yang kejam dan sejumlah masalah lain yang dialami kebanyakan orang," kata Obama.

"Saya kira harus ada perlindungan yang kuat dan tepercaya bagi nasabah, (yaitu) perlindungan yang melarang penaikan bunga yang tidak wajar dan melarang (pengenaan) biaya dan penalti yang mencekik," kata Obama setelah bertemu dengan 14 pemimpin eksekutif dari beberapa perusahaan yang termasuk American Express, Visa, MasterCard, dan perwakilan dari Asosiasi Perbankan Amerika (ABA).

Berpihak pada kepentingan nasabah dalam menghadapi bank-bank bereputasi buruk, Presiden mengatakan, akad penerbitan kartu kredit mesti dituliskan dalam bahasa yang terang (mudah dipahami semua orang) dan mengingatkan untuk tidak menciptakan kondisi-kondisi samar yang memerangkap nasabah dengan tiba-tiba saja bunga atau biaya dinaikkan.

Gedung Putih berencana akan menekan perusahaan-perusahaan penerbit kartu kredit agar menjamin syarat-syarat akad pinjaman, bisa mudah diakses, dan memberi nasabah informasi yang mereka inginkan secara online demi memperoleh perbandingan dari industri sejenis.

Pemerintah AS menyatakan, industri kartu kredit akan dikenakan penalti tinggi jika melakukan praktik-praktik usaha penuh tipuan dan menghukum lebih keras siapa pun yang melanggar ketentuan hukum.

Presiden ABA dan Kepala Eksekutif Edward Yingling mengeluarkan pernyataan segera setelah pertemuan dengan Obama selesai bahwa aturan-aturan baru untuk industri kartu kredit yang baru saja ditetapkan Pemerintah AS itu akan menjawab banyak masalah yang selama ini dibahas pemerintah dan Kongres.

"Para penerbit kartu kredit kini bekerja keras untuk mengimplementasikan aturan-aturan baru ini, meskipun Federal Reserve telah mengindikasikan bahwa aturan-aturan ini mungkin akan menciutkan ketersediaan kartu kredit dan menciptakan tingkat bunga yang makin memberatkan nasabah.

"Tujuan dari semua upaya awal ini mesti membuat keseimbangan antara memperkuat perlindungan nasabah dan menjamin kredit tetap tersedia untuk nasabah dan usaha kecil pada harga yang masuk akal," katanya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sri Mulyani: Barang Non Komersial Tak Akan Diatur Lagi dalam Permendag

Sri Mulyani: Barang Non Komersial Tak Akan Diatur Lagi dalam Permendag

Whats New
Lebih Murah dari Saham, Indodax Sebut Banyak Generasi Muda Pilih Investasi Kripto

Lebih Murah dari Saham, Indodax Sebut Banyak Generasi Muda Pilih Investasi Kripto

Earn Smart
Jokowi Minta Bea Cukai dan Petugas Pelabuhan Kerja 24 Jam Pastikan Arus Keluar 17.304 Kontainer Lancar

Jokowi Minta Bea Cukai dan Petugas Pelabuhan Kerja 24 Jam Pastikan Arus Keluar 17.304 Kontainer Lancar

Whats New
Dukung Ekonomi Hijau, Karyawan Blibli Tiket Kumpulkan 391,96 Kg Limbah Fesyen

Dukung Ekonomi Hijau, Karyawan Blibli Tiket Kumpulkan 391,96 Kg Limbah Fesyen

Whats New
Relaksasi Aturan Impor, Sri Mulyani: 13 Kontainer Barang Bisa Keluar Pelabuhan Tanjung Priok Hari Ini

Relaksasi Aturan Impor, Sri Mulyani: 13 Kontainer Barang Bisa Keluar Pelabuhan Tanjung Priok Hari Ini

Whats New
Produsen Refraktori BATR Bakal IPO, Bagaimana Prospek Bisnisnya?

Produsen Refraktori BATR Bakal IPO, Bagaimana Prospek Bisnisnya?

Whats New
IHSG Menguat 3,22 Persen Selama Sepekan, Ini 10 Saham Naik Paling Tinggi

IHSG Menguat 3,22 Persen Selama Sepekan, Ini 10 Saham Naik Paling Tinggi

Whats New
Mengintip 'Virtual Assistant,' Pekerjaan yang Bisa Dilakukan dari Rumah

Mengintip "Virtual Assistant," Pekerjaan yang Bisa Dilakukan dari Rumah

Work Smart
Tingkatkan Kinerja, Krakatau Steel Lakukan Akselerasi Transformasi

Tingkatkan Kinerja, Krakatau Steel Lakukan Akselerasi Transformasi

Whats New
Stafsus Sri Mulyani Beberkan Kelanjutan Nasib Tas Enzy Storia

Stafsus Sri Mulyani Beberkan Kelanjutan Nasib Tas Enzy Storia

Whats New
Soroti Harga Tiket Pesawat Mahal, Bappenas Minta Tinjau Ulang

Soroti Harga Tiket Pesawat Mahal, Bappenas Minta Tinjau Ulang

Whats New
Tidak Kunjung Dicairkan, BLT Rp 600.000 Batal Diberikan?

Tidak Kunjung Dicairkan, BLT Rp 600.000 Batal Diberikan?

Whats New
Lowongan Kerja Pamapersada untuk Lulusan S1, Simak Persyaratannya

Lowongan Kerja Pamapersada untuk Lulusan S1, Simak Persyaratannya

Work Smart
Menakar Peluang Teknologi Taiwan Dorong Penerapan 'Smart City' di Indonesia

Menakar Peluang Teknologi Taiwan Dorong Penerapan "Smart City" di Indonesia

Whats New
Harga Emas Terbaru 18 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 18 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com