Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KPPU: Indikasi Monopoli Carrefour Semakin Kuat

Kompas.com - 13/05/2009, 10:16 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — KPPU akan memutuskan berlanjut tidaknya pemeriksaan dugaan monopoli Carrefour, hari ini. Jika tak ada aral melintang, Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) akan memutuskan berlanjut tidaknya pemeriksaan dugaan kasus monopoli raksasa ritel asal Perancis, Carrefour, di pasar ritel Indonesia, Rabu (13/5) ini.

Kemarin (12/5), KPPU memanggil Carrefour sekaligus merampungkan pemeriksaan awal di 30 hari pertama. Hasil akhir pemeriksaan awal KPPU memang belum jelas benar. Namun, dari pernyataan anggota KPPU, agaknya Komisi Pengawas Persaingan Usaha itu bakal merekomendasikan agar pemeriksaan Carrefour berlanjut ke tahap pemeriksaan lanjutan selama 30 hari ke depan. Keputusan apakah Carrefour melakukan monopoli atau tidak, menunggu pemeriksaan kedua, sebulan ke depan.

KPPU memeriksa Carrefour lantaran diduga melakukan monopoli usaha pasta mengakuisisi 75 persen saham PT Alfa Retailindo Tbk (ALFA) dari Sigmantara dan Prime Horizon, senilai Rp 674 miliar.

Ketua tim pemeriksa kasus dugaan monopoli Carrefour Dedie S Martadisastra mengatakan, dari pemeriksaan maraton selama 30 hari, termasuk memeriksa pemasok dan Departemen Perdagangan, indikasi dugaan persaingan tidak sehat oleh Carrefour semakin menguat. Peningkatan daya tawar Carrefour paska akuisisi Alfa, kata Dedie, merugikan pihak lain, dalam hal ini pemasok.

Menurut Dedie, klarifikasi dengan pihak-pihak tersebut memberi tambahan informasi yang memperkuat rekomendasi KPPU bahwa Carrefour melakukan monopoli. Monopoli pasar hulu antara pemasok dan Carrefour, ujar Dedie, meningkat sejak terjadinya akuisisi Alfa oleh perusahaan asal Perancis itu. "Karakteristik Carrefour dan Alfa berbeda, dengan take over, persyaratan dagang (trading term) di hulu jadi sama," katanya.

Carrefour tetap menolak

Ketua KPPU Benny Pasaribu menambahkan, hari ini tim pemeriksa kasus Carrefour akan melaporkan hasil pemeriksaan pendahuluan itu ke sidang komisi KPPU.

Selanjutnya, KPPU akan melakukan sidang paripurna untuk menentukan apakah kasus tersebut berlanjut atau berhenti. "Kalau diterima, terlapor (Carrefour) hams mengikuti perilaku yang sudah disepakati," tegas Benny. Artinya, Carrefour harus mengikuti aturan yang akan disepakati nanti.

Direktur Urusan Korporat Carrefour Irawan Kadarwan kembali menolak dugaan monopoli tersebut. Menurutnya, Carrefour tidak mendominasi industri ritel di Indonesia.

Menurut Irawan, KPPU salah menilai Carrefour melakukan monopoli industri ritel. "Pasar modern itu terdiri dari hipermarket, minimarket, supermarket, bukan hanya hipermarket saja," ujarnya.

Menurut Irawan, jumlah orang yang mengunjungi hipermarket lebih sedikit dibanding kan dengan pengunjung supermarket. "Market share kami hanya 17 persen dari pangsa pasar kami di ritel modern. Setelah akuisisi hanya menambah 2 persen," ujarnya. (Epung Saepudin/Kontan)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Apakah Gopay Bisa Tarik Tunai?

Apakah Gopay Bisa Tarik Tunai?

Earn Smart
Limit Tarik Tunai BRI Simpedes dan BritAma di ATM

Limit Tarik Tunai BRI Simpedes dan BritAma di ATM

Earn Smart
Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BNI via HP Antiribet

Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BNI via HP Antiribet

Earn Smart
Apakah DANA Bisa Tarik Tunai? Bisa Pakai 5 Cara Ini

Apakah DANA Bisa Tarik Tunai? Bisa Pakai 5 Cara Ini

Whats New
OJK Terbitkan Aturan 'Short Selling', Simak 8 Pokok Pengaturannya

OJK Terbitkan Aturan "Short Selling", Simak 8 Pokok Pengaturannya

Whats New
2 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu Mandiri di ATM Pakai HP

2 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu Mandiri di ATM Pakai HP

Earn Smart
3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BCA Modal HP

3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BCA Modal HP

Spend Smart
Ketidakpastian Global Meningkat, Sri Mulyani: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tetap di Atas 5 Persen

Ketidakpastian Global Meningkat, Sri Mulyani: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tetap di Atas 5 Persen

Whats New
Pada Pertemuan Bilateral di Kementan, Indonesia dan Ukraina Sepakati Kerja Sama Bidang Pertanian

Pada Pertemuan Bilateral di Kementan, Indonesia dan Ukraina Sepakati Kerja Sama Bidang Pertanian

Whats New
Semakin Mudah dan Praktis, Bayar PKB dan Iuran Wajib Kini Bisa lewat Bank Mandiri

Semakin Mudah dan Praktis, Bayar PKB dan Iuran Wajib Kini Bisa lewat Bank Mandiri

Whats New
Ketidakpastian Global Meningkat, Sri Mulyani: Sistem Keuangan RI Masih dalam Kondisi Terjaga

Ketidakpastian Global Meningkat, Sri Mulyani: Sistem Keuangan RI Masih dalam Kondisi Terjaga

Whats New
Pesan Luhut ke Prabowo: Jangan Bawa Orang-orang 'Toxic' ke Dalam Pemerintah Anda

Pesan Luhut ke Prabowo: Jangan Bawa Orang-orang "Toxic" ke Dalam Pemerintah Anda

Whats New
Barang Bawaan Pribadi dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi, Ini Pesan Bea Cukai ke 'Jastiper'

Barang Bawaan Pribadi dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi, Ini Pesan Bea Cukai ke "Jastiper"

Whats New
Bangun Pemahaman Kripto di Tanah Air, Aspakrindo dan ABI Gelar Bulan Literasi Kripto 2024

Bangun Pemahaman Kripto di Tanah Air, Aspakrindo dan ABI Gelar Bulan Literasi Kripto 2024

Rilis
Terbitkan Permentan Nomor 1 Tahun 2024, Mentan Pastikan Pupuk Subsidi Tepat Sasaran

Terbitkan Permentan Nomor 1 Tahun 2024, Mentan Pastikan Pupuk Subsidi Tepat Sasaran

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com