Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aksi Ambil Untung dan Data AS Lemahkan Saham Eropa

Kompas.com - 14/05/2009, 06:28 WIB

LONDON, KOMPAS.com - Pasar-pasar saham utama Eropa kembali ditutup melemah pada Rabu (13/5) waktu setempat. Hal ini memperpanjang penurunannya di tengah tekanan aksi ambil untung setelah data AS yang lebih lemahnya dari perkiraan menekuk harapan kondisi terburuk kemerosotan global telah berakhir, kata para dealer.
    
Mereka mengatakan, data menunjukkan penjualan ritel AS turun 0,4 persen pada April -- terhadap proyeksi tidak berubah -- meningkatkan kecemasan bahwa pasar telah bergerak terlalu jauh ke depan dan suatu pemulihan  menjadi beberapa masih tidak berjalan.
    
Penurunan mencerminkan "kekhawatairan bahwa sinyal pemulihan ekonomi baru-baru ini kemungkinan robek, dibuat lebih buruk oleh penurunan tak terduga penjualan ritel April dan revisi lebih lanjut terhadap data bulan-bulan sebelumnya," tulis para analis Charles Schwab & Co.
    
Para dealer mencatat bahwa saham-saham finansial, pencetak keuntungan terbesar dalam beberapa pekan terakhir, berada di bawah tekanan utama karena para investor mencoba untuk merealisasikan keuntungan mereka sebelum turun lebih lanjut.
    
Di London, indeks FTSE 100 dari saham-saham utama ditutup turun 2,13 persen pada 4.331,37 poin. Indeks DAX di bursa Frankfurt turun 2,61 persen menjadi 4.727,61 poin dan di Paris, indeks CAC 40, melemah 2,42 persen menjadi berakhir pada 3.152,90 poin.
    
Tingginya harapan terhadap laporan penjualan ritel AS, karena belanja konsumen merupakan sekitar dua pertiga dari aktivitas ekonomi AS dan karena itu penting untuk setiap pemulihan dari kemerosotan terburuk dalam satu dekade.
    
Masih buruknya, data yang menguat baru-baru ini juga menjadi dipertanyakan. "Itu mulai dilihat kemungkinan kenaikan belanja konsumen pada Januari dan Februari adalah hanya ’rebound’ (berbalik naik)  dari kuartal keempat yang sangat lemah, didukung oleh faktor-faktor musiman yang kuat," kata Patrick O’Hare dari Briefing.com.
    
"Dengan pengangguran yang terus naik dan kenaikan upah stagnan, prospek untuk belanja konsumen masih buruk," kata O’Hare.
    
Di London, sentimen juga terpukul komentar hati-hati prospek ekonomi dari Gubernur Bank Sentral Inggris (BoE) Mervyn King, yang berhati-hati terhadap optimisme berlebihan  bahwa kondisi terburuk telah lewat. "Ekonomi pada akhirnya akan sembuh, namun prosesnya kemungkinan lambat," kata King.
    
"Di sana ada alasan kuat untuk mengira bahwa di sana akan terjadi sebuah pemulihan tahun depan, namun itu juga dipertanyakan jika itu akan menjadi berkelanjutan," tambah dia.
    
Saham perbankan terpukul paling berat, dengan Barclays turun 9,59 persen dan Royal Bank of Scotland turun 12,64 persen.
    
Di Paris, BNP Paribas jatuh hampir delapan persen dan Societe Generale turun hampir lima persen. Commerzbank jatuh lebih dari 11,5 persen di Frankfurt dengan Deutsche Bank turun 5,5 persen.
    
Bursa lainnya di Eropa juga melemah dengan bursa Amsterdam turun lebih dari dua persen, Brussels ditutup turun 2,61 persen,  Madrid turun 2,90 persen, Milan turun 4,70 persen dan saham Swiss  turun 1,28 persen.

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Work Smart
Dukung 'Green Building', Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Dukung "Green Building", Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Whats New
Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Whats New
Kinerja Pegawai Bea Cukai 'Dirujak' Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Kinerja Pegawai Bea Cukai "Dirujak" Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Whats New
Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Whats New
Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com