Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kredit Macet Melejit, Bank Menahan KUR

Kompas.com - 29/05/2009, 09:26 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Bank-bank pelat merah mengerem penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR). Soalnya, rasio kredit bermasalah alias non-performing loan (NPL) KUR mulai melonjak pada kuartal I lalu. KUR bermasalah melonjak akibat roda perekonomian melambat sehingga daya beli masyarakat ambruk.

Menurut data Kantor Menteri Koordinator Perekonomian, hingga April 2009 kemarin PT Bank Bukopin Tbk mencatatkan proporsi KUR bermasalah tertinggi, yaitu 7,38 persen dari KUR yang tersalur. Di posisi berikutnya menyusul PT BRI Tbk (5,6 persen) dan Bank Syariah Mandiri (4,59 persen).

Namun, secara nominal, BRI mencatat KUR bermasalah terbesar. Di bank itu nilai KUR yang angsuran pengembaliannya seret mencapai Rp 349 miliar. Bank yang fokus di penyaluran kredit mikro ini merupakan penyalur KUR terbesar. Per akhir April KUR di BRI mencapai Rp 6,2 triliun. Adapun total KUR yang pernah mereka salurkan mencapai Rp 10,5 triliun atau hampir 75 persen dari total pengucuran KUR nasional.

Direktur Utama BRI Sofyan Basir menyalahkan kondisi ekonomi yang masih terimpit krisis sebagai penyebab lonjakan KUR bermasalah. Gara-gara ekonomi lesu, konsumsi masyarakat melemah,sehingga usaha kecil yang dibiayai KUR terpuruk.

Tetapi Direktur Utama BNI Tbk Gatot M Suwondo berpendapat bahwa tingginya angka KUR bermasalah merupakan hal wajar. ”Tak mungkin kredit tak ada NPL-nya,” tutur dia. Yang penting, bank bisa mengontrol NPL.

Ia mencontohkan, di BNI saat ini kredit bermasalah di BNI yang masuk dalam kategori 2 sudah mencapai 10 persen. Oleh sebab itu saat ini BNI tidak terlalu agresif menyalurkan KUR, tetapi memonitor kredit-kredit itu agar tak benar-benar macet.

Oleh sebab itu, saat ini BNI hanya pasang target penyaluran KUR senilai Rp 500 miliar. Padahal di tahun lalu mereka berhasil menyalurkan KUR hingga Rp 1 triliun.

Sofyan mengungkapkan hal senada. Selain berhati-hati, BRI berusaha sedari awal memberikan informasi yang benar soal KUR. Sebab, ada kasus kurangnya informasi menyebabkan kredit macet. Suatu saat cicilan KUR di salah satu daerah macet total. Ternyata para debitor tak tahu KUR adalah pinjaman. Mereka pikir KUR adalah semacam bantuan langsung tunai (BLT) yang cuma-cuma. (Arthur Gideon/Kontan)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com