JAKARTA, KOMPAS.com — Tim ekonomi kerakyatan pasangan calon presiden dan wakil presiden Megawati-Prabowo menilai kualitas utang luar negeri Indonesia buruk dibanding utang satu dekade lalu.
"Jumlah utang memang berkurang, tapi kualitas utang sekarang justru buruk. Dulu, Indonesia berutang dari institusi seperti World Bank dan IMF (Dana Moneter Internasional) sehingga lebih stabil. Sekarang kita berutang langsung dari pasar yang sangat fragile," kata Widya Purnama, salah satu tim ahli ekonomi kerakyatan Mega-Pro pada dialog yang bertajuk "Ekonomi Kerakyatan yang Diusung Mega-Pro", di Media Centre Mega-Prabowo di Jalan Prapanca, Jakarta Selatan, Rabu (3/6).
Ia mengatakan, kerentanan yang paling mengkhawatirkan dari sistem utang ke pasar adalah kreditor dapat menaikturunkan suku bunga. "Kalau suku bunga dinaikkan akan sangat menekan rakyat," ujarnya.
Utang luar negeri Indonesia saat ini mencapai 32 persen dari produk domestik bruto (PDB) sebesar Rp 1,6 triliun. Keadaan ekonomi juga diperparah dengan adanya kebocoran pada cadangan devisa (net outflow).
Widya mengatakan, apabila cadangan devisa mencapai 20 miliar dollar AS per tahun maka separuh dari jumlah tersebut bisa dipakai untuk pembangunan. "Tentu saja pemerintah harus melakukan pengawasan yang ketat agar cadangan devisa tidak bocor dan dipergunakan dengan baik," tandasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.