Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dialog dengan Anggota Koperasi, Boediono Ditanya Neolib

Kompas.com - 05/06/2009, 13:21 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Mahzab Neolib yang belakangan ini santer terdengar dan dituduhkan kepada cawapres Boediono juga menjadi perhatian anggota Koperasi Kodanua, Jelambar Grogol, Jakarta Barat.

Dalam kunjungannya ke koperasi ini, muncul pertanyaan tentang itu dari salah seorang anggota koperasi, Jumiati. "Pak, apa pandangan Bapak tentang neoliberalisme?" kata Jumiati, Jakarta, Jumat (5/6). Mendengar pertanyaan tersebut, seluruh hadirin tertawa.

Boediono dengan sigap menjawab pertanyaan tersebut. "(Pertanyaan) ini bukan titipan wartawan ya. Neolib sendiri itu saya juga kurang mengerti. Itu bahasanya dari sana, dari Amerika," ujarnya sambil tersenyum. 

Ia lantas menjelaskan ekonomi yang dikelola bangsa Indonesia adalah ekonomi Indonesia. Mahzab ekonomi Indonesia sendiri telah dikelola sejak zaman Bung Hatta hingga sekarang. Namun, seiring perkembangan zaman, perekonomian Indonesia juga mengalami perbaikan.

"Yang terjadi adalah proses adaptasi. Ekonomi kita campur, di mana negara mengambil peranan dan pasar mengambil peranan. Itulah yang diambil. Dari dulu, kalau ada yang salah ya dibenahi," tuturnya.

Menanggapi jawaban Boediono, Jumiati hanya manggut-manggut sambil tersenyum. Saat ditemui Kompas.com, Jumiati menyatakan cukup puas dengan jawaban yang diberikan cawapres yang diusung Soesilo Bambang Yudhoyono ini. "Cukup puaslah. Kalau kita maunya ekonomi dibenahi," ujarnya.

Ditanya tanggapannya megenai neolib, Jumiati mengaku tidak terlalu paham. Namun, menurutnya, neolib adalah perekonomian yang egois dan mementingkan diri sendiri. "Yang mau saya tanyakan itu sebenarnya neoliberalisme, tetapi kok langsung pada bilang neolib. Menurut saya, neolib itu egois tidak mementingkan rakyat," tutur wanita berjilbab merah jambu ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com