Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pertamina Naikkan Pertamax (Lagi), Shell Bagi "Soft Drink"

Kompas.com - 16/06/2009, 07:21 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Sejak kemarin, PT Pertamina (Persero) kembali menaikkan harga BBM non-subsidi yang terdiri dari Pertamax, Pertamax Plus, dan Pertamina Dex. Harga Pertamax Plus di Jakarta, misalnya, naik Rp 100 jadi Rp 6.600 per liter. Begitu pula harga Pertamax naik dari Rp 5.900 menjadi Rp 6.000 per liter.

Menurut Juru Bicara Pertamina, Basuki Trikora Putra, Pertamina menaikkan harga BBM nonsubsidi tersebut karena harga minyak mentah di pasar dunia naik. "MOPS (Mean Oil Platt of Singapore) naik 8 persen-10,4 persen," katanya.

Untung rupiah belakangan kuat sehingga kenaikan harga tak besar. Dalam perhitungan harga terbaru, Pertamina menggunakan kurs Rp 10.235 per dollar AS. Ini menguat 1,33 persen dari kurs yang digunakan untuk harga sebelumnya.

Tidak hanya Pertamina yang menaikkan harga. PT Total Oil Indonesia juga menaikkan harga BBM di SPBU-nya. Misalnya saja harga Performance 92 (setara Pertamax), BBM ini naik dari Rp 5.550 per liter menjadi Rp 5.800 per liter. Adapun harga Performance 95 dan Performance Diesel tetap, yaitu masing-masing Rp 6.500 dan Rp 6.900 per liter. Sama seperti Pertamina, Total juga meninjau ulang harga jual tiap dua minggu sekali.

Yang menarik, Shell Indonesia belum menaikkan harga. Harga BBM di SPBU Shell masih menggunakan harga lama yang direvisi terakhir kali 15 Mei lalu. Harga Super 92 (setara Pertamax), tetap Rp 5.500, harga Super Extra 95 tetap Rp 6.500, dan Diesel tetap Rp 6.900 seliter.

Dengan demikian, ada selisih harga yang lumayan besar antara BBM Pertamina dan Shell. Misalnya selisih harga Super 92 dan Pertamax sebesar Rp 500. Harga Super Extra 95 milik Shell dan Pertamax Plus milik Pertamina selisih Rp 100 per liternya.

Selain harganya lebih murah, Shell juga merangsang pembeli dengan memberikan satu botol soft drink untuk setiap pembelian Rp 50.000.

Menurut pengamat minyak Kurtubi, selisih harga biasanya Rp 100-Rp 200. Apakah ini berarti Shell lebih efisien? Menurut Kurtubi, cara membuktikannya mudah saja. Jika dalam satu bulan ini Shell tetap mempertahankan harga, artinya mereka bisa meraih untung dengan margin tipis. "Jika begitu, Pertaminalah yang mengambil untung terlalu banyak," tandasnya. (Gentur Putro Jati, Nadia Citra Surya/Kontan)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com