Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tembus Pasar Uni Eropa, Furnitur Bambu Jatim Harus Berlabel Tunisia

Kompas.com - 05/11/2009, 14:53 WIB

SURABAYA, KOMPAS.com — Produk furnitur bambu dari Jawa Timur akan diekspor dan dirakit di Tunisia. Namun, agar mampu menembus pasar Uni Eropa dengan tarif perdagangan nol persen melalui Tunisia, produk furnitur bambu dari Jatim harus mendapatkan label produk Tunisia.

Duta Besar Indonesia untuk Tunisia Mohammad Ibnu Said mengatakan, sebagai negara di kawasan pasar bebas, Tunisia merupakan peluang Indonesia untuk memasuki pasar ekspor Uni Eropa. Sejak Januari 2008, Tunisia dan Uni Eropa telah menandatangani perjanjian area perdagangan bebas ( free trade area). "Sekarang kita coba memasuki pasar bebas Uni Eropa dengan cara merakit produk-produk Jatim di Tunisia. Salah satu produk yang akan dipasarkan adalah furnitur dari bambu," ucapnya, Kamis (5/11) di Surabaya.

Tunisia dengan negara-negara Uni Eropa telah menandatangani perjanjian area perdagangan bebas. Dengan perjanjian ini, maka tarif perdagangan di kawasan Uni Eropa termasuk Tunisia adalah nol persen.  

Menurut Ibnu, pasar produk furnitur bambu Jatim dapat menembus pasar Uni Eropa jika terdapat kandungan lokal Tunisia sekitar 40 persen. Artinya, sebelum dipasarkan di kawasan Uni Eropa, produk harus dirakit dan diberi label sebagai produk Tunisia.

"Saat ini pasar dan kerja sama sudah ada, tinggal merealisasikan. Paling tidak, dalam satu tahun, lima kontainer hingga 10 kontainer dapat dikirim ke Tunisia. Harga satu kontainer bahan furnitur bambu untuk pasar ekspor sekitar 20.000 dollar Amerika Serikat," kata Ibnu.

Sulit ditembus

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jatim Zainal Abidin mengharapkan, produk furnitur bambu yang akan dipasarkan ke Tunisia tetap berlabel Indonesia. Namun, Zainal mengakui, pasar ekspor di kawasan Uni Eropa sangat sulit ditembus dengan cara ekspor produk utuh dari Indonesia.

"Sebagai langkah awal mungkin pengolahan dan pelabelan produk di Tunisia tidak apa-apa. Kalau pasar sudah terbentuk, produk ekspor Jatim akan lebih mudah masuk," paparnya.

Menurut Zainal, sebagai langkah awal, Pemprov Jatim akan melakukan misi dagang ke Tunisia.
Dengan rencana perakitan produk furnitur bambu di Tunisia, diharapkan ada tenaga kerja Indonesia yang terserap ke sana.

Tahun 2008, nilai ekspor non-migas Jatim ke Tunisia mencapai 11.099 juta dollar Amerika Serikat. Komoditas ekspor Jatim yang masuk ke Tunisia antara lain tembakau, pulp dan kertas, makanan dan minuman, tekstil, serta pengolahan karet.

Adapun nilai impor Jatim dari Tunisia mencapai 4.846 juta dollar Amerika Serikat. Beberapa komoditas impor dari Tunisia yaitu kurma, minyak zaitun, pupuk, dan besi baja.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com