Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dicari, Bank untuk Rakyat Kecil

Kompas.com - 30/11/2009, 06:42 WIB

 

SOELASTRI SOEKIRNO

KOMPAS.com - Menabung, tetapi malah buntung. Begitu nasib ratusan warga Kelurahan Tanah Sereal, Kecamatan Tambora, dan Kelurahan Krukut, Kecamatan Tamansari, Jakarta Barat. Uang mereka yang diperkirakan berjumlah Rp 1 miliar hilang karena penyelenggara arisan ”paket Lebaran” kabur. Ana (40) kini hanya bisa menyesali mengapa ia menjadi pengumpul uang arisan milik 20 orang, yang sebagian besar teman kerja suaminya yang menjadi buruh harian di pergudangan Sunter, Jakarta Utara.

Akibatnya, hingga saat ini teman-teman suaminya menagih uang kepadanya. ”Susah tidur. Tiap hari orang minta uangnya. Pulang kampung juga enggak tenang. Nanti si Nur datang, siapa tahu uangnya dibagi,” kata Ana, warga RT 10 RW 09 Krukut, Minggu (22/11).

Nur yang dimaksud Ana adalah Nurhasanah, warga Jalan Hanura 6, Kelurahan Tanah Sereal, yang menjadi bandar arisan. Sejak akhir Agustus lalu, Nur kabur membawa uang milik nasabah arisan bernama ”paket Lebaran” itu.

Ida juga kecewa. Sudah lima tahun ia ikut paket Lebaran yang bernilai Rp 300.000 per paket. Ia ikut tiga paket (Rp 900.000). Untuk itu, ia harus menyetor uang Rp 315.000 yang diangsur selama 45 minggu atau Rp 7.000 per minggu.

”Selama lima tahun, setiap awal puasa saya terima uang Rp 900.000 dan sembako isi Indomie, sirup, gula. Uang buat beli baju baru dan pulang kampung ke Mauk, Tangerang,” katanya. Tiba-tiba, Agustus lalu, Nur kabur. Di tengah pelarian, Nur sempat membayar seperempat dari uang warga. Setelah itu ia tak berkabar lagi.

Kerugian lebih besar dan tragis dialami Ny Nuryati (50). Warga RT 08 RW 09 Kelurahan Krukut ini kehilangan uang jutaan rupiah. Uang tabungannya sebagai tukang cuci pakaian bertahun-tahun, plus uang milik peserta arisan lain yang setiap bulan menitipkan membayar kepadanya, lenyap.

Uang warga yang ia kumpulkan per minggu selama 10 bulan untuk disetorkan kepada Nurhasanah berjumlah sekitar Rp 40 juta. Ketika Nur lenyap, nasabah langsung minta pertanggungjawabannya. Perempuan yang tinggal di kampung amat padat penghuninya itu hanya bisa menangis meraung-raung.

Lebaran menjadi saat istimewa bagi sebagian besar warga. Untuk mendapatkan uang pembeli kebutuhan puasa dan Lebaran, warga berupaya keras menabung. Minimnya penghasilan warga yang menjadi pemulung, penjual sayur, buruh cuci baju, atau pengojek membuat mereka hanya mampu menabung sejumlah Rp 7.000 sampai Rp 14.000 per minggu.

Entah siapa pemilik ide awal, sejak bertahun-tahun lalu muncul paket Lebaran uang, bahan kebutuhan pokok, atau daging di kawasan Kota serta tempat lain, seperti Bekasi dan Surabaya. Penyelenggaranya adalah warga perorangan yang biasanya memberikan iming-iming pemberian bonus bingkisan bahan pokok bagi nasabah.

”Tadinya sih enggak mau ikutan, tapi waktu lihat banyak tetangga bawa paket sembako, saya pengin juga ikut paket Lebaran. Eh, malah ketipu,” kata Iyah, warga RT 04 RW 15, Kelurahan Tanah Sereal.

Semakin banyak warga tertarik ikut paket Lebaran. Setahun-dua tahun paket berjalan lancar. Saat masuk tahun kelima atau keenam, ketika peserta paket mencapai ratusan orang, penyelenggara menghilang.

Dua tahun lalu, Nu, warga Krukut, penyelenggara paket Lebaran, juga menghilang. Agustus lalu Nurhasanah menyusul kabur. Warga gigit jari.

Tak tersentuh

Kondisi ini memperlihatkan warga kalangan bawah tak tersentuh layanan perbankan. Aparat pemerintah bahkan tak melihat ada kebutuhan semacam koperasi bagi warganya. ”Warga saya malu kalau menabung cuma Rp 10.000 ke bank, sedangkan di sini belum ada koperasi,” tutur Ketua RW 15 Tanah Sereal Sholeh Assegaf.

Akibatnya, ketika ada orang mau menyimpankan uang mereka, warga berduyun-duyun mendatanginya. Mereka bahkan rela membayar Rp 15.000 per paket agar bisa menabung.

Menanggapi keadaan itu, Djoko Retnadi, salah satu petinggi di Bank BRI, menyatakan, BI sudah meluncurkan program Tabunganku yang sedang diuji coba. Untuk menjadi nasabah Tabunganku, warga harus membuka rekening dengan setoran awal Rp 50.000.

Untuk warga kelas bawah, seperti di Tambora dan Tamansari, jumlah itu masih terlalu besar. Sementara bagi pihak bank, kalau harus datang ke rumah penabung tentu saja sulit karena butuh biaya operasi yang tidak sedikit. Rakyat kecil rupanya masih harus sabar menunggu sampai ada layanan jasa perbankan yang mau melirik potensi mereka yang sebenarnya cukup besar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prudential Indonesia Rilis Produk Asuransi Kesehatan PRUWell, Simak Manfaatnya

Prudential Indonesia Rilis Produk Asuransi Kesehatan PRUWell, Simak Manfaatnya

Whats New
Kunjungi IKN, Luhut Optimistis Pembangunan Capai 80 Persen pada Agustus 2024

Kunjungi IKN, Luhut Optimistis Pembangunan Capai 80 Persen pada Agustus 2024

Whats New
Wamendes PDTT: Urgensi Transmigrasi dan Dukungan Anggaran Perlu Ditingkatkan

Wamendes PDTT: Urgensi Transmigrasi dan Dukungan Anggaran Perlu Ditingkatkan

Whats New
IDSurvey Tunjuk Suko Basuki sebagai Komisaris Independen

IDSurvey Tunjuk Suko Basuki sebagai Komisaris Independen

Whats New
Tingginya Inflasi Medis Tidak Hanya Terjadi di Indonesia

Tingginya Inflasi Medis Tidak Hanya Terjadi di Indonesia

Whats New
Tutup Pabrik, Bata Akui Kesulitan Hadapi Perubahan Perilaku Belanja Konsumen

Tutup Pabrik, Bata Akui Kesulitan Hadapi Perubahan Perilaku Belanja Konsumen

Whats New
Kecelakaan KA Pandalungan dan Mobil Sebabkan Perjalanan KA Terlambat, Penumpang Dapat Kompensasi

Kecelakaan KA Pandalungan dan Mobil Sebabkan Perjalanan KA Terlambat, Penumpang Dapat Kompensasi

Whats New
Hari Apresiasi Seller Tokopedia, GNET Raih Posisi Pertama di Kategori Pertukangan

Hari Apresiasi Seller Tokopedia, GNET Raih Posisi Pertama di Kategori Pertukangan

Rilis
Waskita Karya Bakal Jadi Anak Usaha Hutama Karya pada September 2024

Waskita Karya Bakal Jadi Anak Usaha Hutama Karya pada September 2024

Whats New
Menko Airlangga: Pertumbuhan Ekonomi RI Kuartal I-2024 Tertinggi sejak 2015

Menko Airlangga: Pertumbuhan Ekonomi RI Kuartal I-2024 Tertinggi sejak 2015

Whats New
IHSG dan Rupiah Ditutup Melemah

IHSG dan Rupiah Ditutup Melemah

Whats New
Mobil Tertabrak KA Pandalungan, KAI Sampaikan Belasungkawa

Mobil Tertabrak KA Pandalungan, KAI Sampaikan Belasungkawa

Whats New
Pabrik Tutup, Bata Janji Beri Hak-hak Karyawan Sesuai Aturan

Pabrik Tutup, Bata Janji Beri Hak-hak Karyawan Sesuai Aturan

Whats New
Meski Ada Momen Ramadhan dan Pemilu, Konsumsi Rumah Tangga Dinilai Tidak Tumbuh Maksimal

Meski Ada Momen Ramadhan dan Pemilu, Konsumsi Rumah Tangga Dinilai Tidak Tumbuh Maksimal

Whats New
Era Suku Bunga Tinggi, Bank Mega Syariah Terapkan Jurus Angsuran Tetap untuk Pembiayaan Rumah

Era Suku Bunga Tinggi, Bank Mega Syariah Terapkan Jurus Angsuran Tetap untuk Pembiayaan Rumah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com