JAKARTA, KOMPAS.com — Pemerintah tengah menggodok sejumlah kebijakan sebagai langkah untuk mengantisipasi serbuan produk asing menyusul rencana penerapan perjanjian perdagangan bebas atau free trade agreement (FTA) pada awal 2010. Ini dilakukan untuk mengamankan produk dalam negeri sehingga tak kalah saing dengan produk asing, seperti dari China dan India.
"Kita berpikir kedepan dan nanti, implementasi akan kita coba untuk mengamankan itu. Teman-teman departemen juga sudah bekerja," ujar Deputi Menko Perekonomian Bidang Perindustrian dan Perdagangan Edy Putra Irawady dalam diskusi mingguan di Warung Daun, Jakarta, Sabtu (19/12/2009).
Menurut Edy, pemerintah sebenarnya telah megimplementasikan sejumlah kebijakan untuk melindungi produk dalam negeri dari serbuan produk impor. Kebijakan itu antara lain melakukan promosi pemakaian produk dalam negeri, mempermudah investasi, menggencarkan penggunaan bahan baku, seperti baja dari dalam negeri untuk pembangunan proyek di Indonesia.
"Safe guard juga kita lakukan. Kita juga berusaha untuk memperkuat yang di dalam negeri, seperti listrik dan infrastruktur," ucapnya.
Menurutnya, pemerintah juga akan menggencarkan penggunaan rupiah untuk setiap transaksi perdagangan internasional. Ini akan menguntungkan para pedagang dan masyarakat karena harga barang menjadi tidak terpengaruh oleh nilai tukar rupiah terhadap dollar AS.
Dia mengakui, selama ini transaksi perdagangan, seperti di pelabuhan, tidak menggunakan rupiah. Padahal, di Thailand saja semua transaksi perdagangan menggunakan baht. "Rupiah itu harus berdaulat di negeri ini. Selama ini, transaksi di pelabuhan itu nonrupiah. Itu penyakit," tandasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.