JAKARTA, KOMPAS.com — Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) Moh Jumhur Hidayat terancam diberhentikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Pasalnya, ia diduga turut terlibat dalam aksi gerakan antineolib pada 28 Januari lalu, baik di Jakarta maupun di sejumlah daerah.
Demikian disampaikan Ketua Umum Dewan Pimpinan Nasional Serikat Buruh Migran Indonesia (DPN-SBMI) Miftah Farid di Jakarta, Kamis (18/2/2010). Miftah mengaku mendengar isu pemberhentian Jumhur dari banyak kalangan, di antaranya lingkungan aktivis buruh migran.
Menurut Miftah, Jumhur yang juga aktivis buruh dan Koordinator Koalisi Kerakyatan untuk SBY saat pilpres lalu itu diduga menjadi bagian penting di balik pengerahan ribuan massa elemen buruh, tani, pemuda, dan mahasiswa pada aksi serentak di sejumlah kota.
Menurut Miftah, akibat terjadinya aksi 28 Januari itu kemudian memunculkan rumor kuat mengenai pencopotan Jumhur selaku Kepala BNP2TKI dalam waktu segera. Padahal, kata Miftah, Jumhur sebenarnya tidak ikut pada aksi yang juga dilakukan oleh kawan-kawan seperjuangannya. Namun, Miftah tidak membantah aksi gerakan antineolib terhadap unsur-unsur pemerintah SBY memiliki kesamaan sikap dengan sosok Jumhur yang konsisten membela orang kecil.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.