JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Presidium Ikatan Cendikiawan Muslim Se-Indonesia (ICMI), Azyumardi Azra berpendapat belum waktunya Pemerintah membubarkan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) menyusul peristiwa bentrokan dengan warga di sekitar makam Mbah Priuk.
"Hanya saja, sebaiknya fungsinya (Satpol PP) dibatasi melalui aturan-aturan Satpol PP mana yang kurang pas dilihat," ujarnya usai membuka Rapat Majelis Paripurna ICMI, di Hotel Cempaka, Jakarta Pusat, Jumat (16/4/2010).
Azyumardi juga menyesalkan peristiwa bentrokan yang menyebabkan tiga orang Satpol PP tewas dan ratusan orang luka-luka tersebut. Memang, kata Azyumardi, jumlah Satpol PP yang dikerahkan untuk menertibkan lokasi makam yang dianggap bersejarah tersebut terlalu berlebihan.
"Apalagi dengan seragam seperti itu pasti ada psikologi tindakan tegas yang menjurus kepada kekerasan. Kalaupun Satpol PP perlu dikerahkan ke lapangan, dalam jumlah sewajarnya saja," tuturnya.
Namun, di sisi lain, menurut Azyumardi, masyarakat seharusnya tidak berlebihan merespon kehadiran Satpol PP. "Kalau Satpol PP melakukan kezaliman, jamaah jangan melakukan tindakan yang berlebihan, kezaliman juga," imbuhnya.
Dengan demikian, peran ulama atau tokoh agama sekitar sangat diperlukan untuk mengingatkan masyarakat agar dapat menahan diri dari perbuatan anarkis menurut Azyumardi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.