Padahal, sebelumnya pemerintah menetapkan target lifting pada APBN 2010 sebesar 965.000 barrel per hari (BPH).
Dalam rapat kerja antara pemerintah dan Komisi VII DPR, Kamis lalu, pemerintah bersama BP Migas menghitung angka lifting yang bisa dicapai berdasar perkembangan produksi.
Menurut Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Darwin Zahedy Saleh, pemerintah mengusulkan besaran angka lifting pada APBN-P 2010 menjadi 955.000 BPH.
”Perubahan besaran angka lifting dari sebelumnya yang tertuang di APBN 2010 sebesar 965.000 BPH didasari data historis selama 4 bulan terakhir dan satu tahun lalu,” ujarnya.
Dalam empat bulan terakhir, angka rata-rata lifting 954.000 BPH. Pertimbangan lain adalah program kerja dan anggaran kontraktor migas selama tahun 2009 hingga 4 bulan terakhir yang terbukti mampu direalisasikan KKKS besar.
Terkait perubahan besaran asumsi lifting migas dari sebelumnya 965.000 BPH menjadi 955.000 BPH, pihak BP Migas dan Kementerian ESDM menyatakan kesiapannya.
Sebelumnya, BP Migas menyatakan baru optimistis bisa mencapai 917.000 BPH pada tahun ini berdasar kemampuan produksi kontraktor migas. ”Angka 955.000 masih dalam rate BP Migas. Jika dibantu semua pihak, kami siap,” kata Kepala BP Migas R Priyono.
Menurut pengamat perminyakan Kurtubi yang dihubungi, Jumat (23/4), penurunan target lifting sebanyak 10.000 BPH itu diperkirakan akan menurunkan penerimaan negara Rp 2,6 triliun.
”Target lifting 965.000 BPH sudah sangat rendah. Jadi, mestinya jangan diturunkan lagi jadi 955.000 BPH. Sekarang baru April, masih ada waktu untuk kerja keras,” kata Kurtubi.
Semestinya pihak terkait malu untuk menurunkan sasaran lifting dalam APBN 2010. Apalagi, ujar Kurtubi, saat uji kepatutan, pimpinan BP Migas telah berjanji bahwa produksi minyak akan mencapai 1 juta barrel per hari. Dengan penurunan target lifting, tentu hal ini akan makin jauh dari komitmen awal.
Komisi VII DPR masih belum menyetujui asumsi lifting yang diajukan pemerintah itu. ”Kami meminta agar pemerintah memberi argumentasi dan bukti-bukti bahwa bisa mencapai angka 955.000 BPH. Misalnya, UU Lingkungan Hidup apa sudah meringankan produsen migas atau tidak,” kata anggota Komisi VII DPR, Satya W Yudha.
”Jangan sampai asumsi lifting yang diajukan pemerintah hanya sebatas target politis sebagai bentuk kehumasan pemerintah agar ekonomi tumbuh,” ujar Satya.
Berbeda dengan Menteri ESDM dan BP Migas, Menko Bidang Perekonomian Hatta Rajasa menyatakan, target lifting dalam RAPBN-P 2010 adalah 965.000 barrel per hari.(EVY/OIN)