Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

April, Ekspor Kakao Hanya 10.000 Ton

Kompas.com - 03/05/2010, 08:04 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemberlakuan bea keluar (BK) terhadap ekspor biji kako mulai awal April lalu mengakibatkan ekspor komoditas tersebut turun tajam. Sebab, sebagian eksportir memilih menahan ekspor mereka daripada rugi gara-gara kewajiban membayar BK yang membuat mereka rugi.

Sekretaris Jendral Asosiasi Kakao Indonesia (Askindo) Zulhefi Sikumbang menjelaskan, volume ekspor kakao para anggotanya di bulan April kemarin hanya 10.000 ton. Padahal, normalnya ekspor mereka berkisar 30.000 hingga 40.000 ton.

Kita-kira setengah dari ekspor yang 10.000 ton itu selama April itu dilakukan oleh eksportirnya tanpa harus merugi. Sebab, pemberitahuan ekspor barang (PEB) sudah dilakukan pada bulan sebelumnya. "Ekspor itu dilakukan sekitar minggu pertama bulan April," katanya. Karena itu, pengapalan kakao tersebut tidak terkena bea keluar.

Namun, untuk sekitar 5.000 ton sisanya, eksportirnya merugi. Soalnya, pembelinya tidak mau tahu soal kebijakan BK tersebut, karena BK tersebut tidak tercantum dalam kontrak yang mereka teken sebelumnya.

"Mereka diancam buyernya kalau tidak mengapalkan barangnya, di-blacklist," kata Zulhefi. Daripada dicap default alias gagal serah oleh pembelinya, eksportir terpaksa mengirim kakao. "Ini dialami oleh sekitar enam eksportir," tambah Zulhefi.

Lantas bagaimana dengan ekspor biji kakao bulan Mei ini dan selanjutnya? Menurut Zulhefi belum jelas benar bagaimana jadinya. Yang jelas, eksportir yang belum menantadatangani kontrak tentu akan berusaha memasukkan bea keluar tersebut dalam kontrak baru mereka.

Namun celakanya, menurut Zulhefi, banyak kalangan importir tidak mau tahu dengan kebijakan bea keluar. "Soalnya, mereka menganggap itu urusan eksportir, karena kebijakannya kan dikeluarkan oleh negara dar pengekspor," katanya. (Amailia Putri Hasniawati/Kontan)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com