Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Inilah Calon-calon Pengganti Sri Mulyani

Kompas.com - 07/05/2010, 09:43 WIB

Karier Anggito di pemerintahan dimulai saat menjadi Staf Ahli Menteri Keuangan Bidang Pengembangan Pasar Modal (1999), kemudian menjadi Kepala Badan Pengkajian Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional (Bapekki) (2003-2006), Pjs Kepala Badan Analisa Fiskal Kementerian Keuangan (2004), serta Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan (2004-sekarang).

Di luar pemerintahan ia dikenal sebaga penulis dan pengajar UGM. Jabatan yang pernah dipegangnya adalah Direktur Program, Pusat Studi Antar Universitas Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta (1995-1997) dan Kepala Pusat Antar Universitas Studi Ekonomi (PAU-SE) Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta (1997-2000).

Di luar lingkungan akademis, pria yang piawai memainkan saksofon itu dipercaya menjadi Komisaris Bank Internasional Indonesia (2000-2001), Lippo Bank (2001-2003), dan PT Telkom (2004-2008).

Ayah dari dua anak ini juga pernah menjadi konsultan paruh waktu di Bank Dunia, Washington DC (1992-1995). Pada tahun 2000 menjadi anggota Dewan Ekonomi Nasional (DEN) dan sejak 2007 hingga sekarang menjadi anggota Dewan Riset Nasional.

Nama Anggito disebut-sebut bisa menggantikan Sri Mulyani oleh Partai Golkar dan PAN.

3. Agus Martowardojo
Direktur Utama Bank Mandiri ini juga disebut-sebut sebagai salah satu calon pengganti Sri Mulyani. Pria kelahiran Amsterdam pada 24 Januari 1956 ini sepertinya tidak lepas dari bank. Ia pernah dicalonkan menjadi Gubernur BI oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, tetapi terjegal di DPR. 

Sejak Mei 2005, Agus menjadi Direktur Utama Bank Mandiri menggantikan pejabat lama ECW Neloe. Agus memang bukan orang baru di Bank Mandiri. Ia masuk pada 1998 dan menduduki jabatan dari Managing Director Risk Management and Credit Restructuring pada tahun 1999, Managing Director Retail Banking and Operation Coordinator (2000), dan Managing Director Human Resources and Support Services (2001).
 
Sebelumnya, lulusan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (FEUI) pada 1984 ini adalah Dirut Bank Permata selama tiga tahun (2002-2005)."Jabatan ini kan amanah," kata Agus kala pelantikan sebagai Dirut Bank Permata.
 
Sebelum diangkat menjadi Direktur Utama PT Bank Permata Tbk terhitung 31 Oktober 2002, Agus dipercaya sebagai Advisor bagi Ketua dan Wakil Ketua BPPN untuk bidang Perbankan (2002).
 
Lulus kuliah, Agus bekerja di Bank of America melalui Officer Development Program sebagai International Loan Officer. Sesudah itu, mulai 1986, Agus hengkang ke Bank Niaga hingga 1994.
 
Berikutnya berturut-turut dia menjabat sebagai Deputy Chief Executive Officer di Maharani Holding (1994), Direktur Utama di Bank Bumiputera (1995–1998), dan Direktur Utama di Bank Ekspor Impor Indonesia (1998).
 
Di lingkungan organisasi perbankan, Agus adalah Ketua Umum Perbanas (Perhimpunan Bank-bank Umum Nasional Swasta) periode 2003-2006.
 
Agus juga mengikuti berbagai kursus perbankan dan manajemen, termasuk di State University of New York, Buffalo, AS, Stanford University, Palo Alto, AS, dan Institute of Banking and Finance, Singapura.

Nama Agus disebut oleh Partai Keadilan Sejahtera.

Selain ketiga nama di atas, beredar pula nama-nama lain, seperti Ketua Bapepam-LK Fuad Rahmany, mantan Sekretaris KSSK Raden Pardede, dan Kepala Bappenas Armida Alisjahbana. Nah, siapa kira-kira kandidat Anda?

Meski demikian, banyak nama yang beredar, akhirnya Presiden Yudhoyono juga yang menentukannya...

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com