Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aburizal Bantah Ada Politik Transaksional

Kompas.com - 09/05/2010, 05:28 WIB

Jakarta, Kompas - Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Partai Golkar Aburizal Bakrie, Sabtu (8/5), membantah tuduhan adanya kartelisasi atau praktik politik transaksional di balik pembentukan sekretariat bersama partai-partai koalisi pendukung pemerintahan. Sekretariat bersama itu dibentuk untuk memperkukuh koalisi dan mengamankan pemerintahan hingga tahun 2014.

Direktur Pusat Kajian Antikorupsi (Pukat) Zainal Arifin Mochtar dan Yanuar Rizky dari Indonesia Corruption Watch (ICW) secara terpisah kemarin melontarkan soal politik transaksional itu. ”Kami mencium kembalinya Golkar ke Demokrat sebagai bagian dari politik transaksional. Publik patut khawatir, kasus-kasus yang mulai dibuka, seperti pajak, Lapindo, suap cek perjalanan, dan berbagai kasus yang membuka borok elite, akan kembali tertutup,” kata Yanuar.

Aburizal Bakrie kemarin juga membantah mundurnya Sri Mulyani dari jabatan Menteri Keuangan karena dirinya. ”Ada tuduhan di berbagai media massa bahwa Sri Mulyani turun karena Ical (Aburizal) ingin naik (menjadi ketua harian sekretariat bersama). Itu semua tidak benar, tidak ada hubungannya,” katanya saat membuka Seminar Peran Pemuda dalam Pilkada di Kantor DPP Golkar, Slipi, Jakarta Barat.

Aburizal menegaskan, mundurnya Sri Mulyani dari jabatan Menteri Keuangan merupakan pilihannya sendiri. Semua pihak harus menghormati pilihan Sri Mulyani yang akan menjadi Direktur Pelaksana Bank Dunia.

Mundurnya Sri Mulyani membuat kalangan pelaku pasar keuangan diliputi rasa khawatir. Itu berarti dua jabatan penting sektor keuangan yang mesti segera diisi, yakni Gubernur Bank Indonesia dan Menteri Keuangan. Pengangkatan wakil menkeu juga sampai saat ini belum terdengar lagi kabarnya.

Ketua DPP Partai Demokrat Anas Urbaningrum juga menyatakan, mundurnya Sri Mulyani tidak berhubungan dengan pembentukan sekretariat bersama dan penetapan Aburizal sebagai ketua harian. ”Ini tidak ada kaitannya dengan mundurnya Sri Mulyani karena sudah direncanakan sejak lama. Baru terlaksana karena terganjal masalah Bank Century,” ujarnya seusai diskusi di Jakarta.

Ia menegaskan, sekretariat bersama dibentuk untuk memperkukuh dan mengefektifkan koalisi. Bukan hanya untuk memperbaiki hubungan bilateral Partai Demokrat dan Golkar.

Aburizal mengatakan, forum koalisi dibentuk untuk mengamankan pemerintahan agar dapat menyelesaikan tugas hingga 2014. Forum koalisi itu juga tidak bertujuan menyamakan pandangan partai-partai politik anggota koalisi karena hal itu justru bertentangan dengan prinsip demokrasi. ”Penyamaan pandangan hanya pada hal-hal yang prinsipiil, seperti pembahasan APBN, yang menyangkut keberlanjutan pembangunan,” katanya.

Pasca-pembentukan sekretariat bersama, katanya, partai-partai koalisi memiliki peluang mengintervensi kebijakan pemerintah. Menurut Aburizal, setiap kebijakan yang akan diambil pemerintah harus didiskusikan terlebih dahulu dengan partai-partai koalisi sebelum ditetapkan.

Bukan untuk kebenaran

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pesawat SQ321 Alami Turbulensi, Ini Kata CEO Singapore Airlines

Pesawat SQ321 Alami Turbulensi, Ini Kata CEO Singapore Airlines

Whats New
10 Daerah Penghasil Karet Terbesar di Indonesia

10 Daerah Penghasil Karet Terbesar di Indonesia

Whats New
5 Dekade Hubungan Indonesia-Korsel, Kerja Sama Industri, Perdagangan, dan Transisi Energi Meningkat

5 Dekade Hubungan Indonesia-Korsel, Kerja Sama Industri, Perdagangan, dan Transisi Energi Meningkat

Whats New
Negara Penghasil Karet Terbesar Ketiga di Dunia Adalah Vietnam

Negara Penghasil Karet Terbesar Ketiga di Dunia Adalah Vietnam

Whats New
OJK Cabut Izin BPR Bank Jepara Artha di Jawa Tengah

OJK Cabut Izin BPR Bank Jepara Artha di Jawa Tengah

Whats New
Efek Taylor Swift, Maskapai Catat Lonjakan Perjalanan Udara ke Eropa

Efek Taylor Swift, Maskapai Catat Lonjakan Perjalanan Udara ke Eropa

Whats New
Bukan Hanya Bitcoin, Aset Kripto 'Alternatif' Juga Kian Menguat

Bukan Hanya Bitcoin, Aset Kripto "Alternatif" Juga Kian Menguat

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

Whats New
Kemenhub Sebut Kenaikan TBA Tiket Pesawat Tunggu Momen yang Tepat

Kemenhub Sebut Kenaikan TBA Tiket Pesawat Tunggu Momen yang Tepat

Whats New
Tiga Negara di Dunia dengan Jumlah Penduduk Terbesar, India Juaranya

Tiga Negara di Dunia dengan Jumlah Penduduk Terbesar, India Juaranya

Whats New
Proses Studi Kelayakan Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Bakal Dilanjutkan Pemerintahan Prabowo-Gibran

Proses Studi Kelayakan Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Bakal Dilanjutkan Pemerintahan Prabowo-Gibran

Whats New
Cek Harga Bahan Pokok, KPPU Sidak Pasar di 7 Kota

Cek Harga Bahan Pokok, KPPU Sidak Pasar di 7 Kota

Whats New
Kebijakan Impor Terbaru Dinilai Bisa Normalkan Pasar

Kebijakan Impor Terbaru Dinilai Bisa Normalkan Pasar

Whats New
Jadi Tuan Rumah ITS Asia Pacific Forum, Indonesia Bakal Pamerkan Transportasi di IKN

Jadi Tuan Rumah ITS Asia Pacific Forum, Indonesia Bakal Pamerkan Transportasi di IKN

Whats New
Apindo Nilai Kolaborasi TikTok Shop-Tokopedia Bisa Pacu Transformasi Digital di RI

Apindo Nilai Kolaborasi TikTok Shop-Tokopedia Bisa Pacu Transformasi Digital di RI

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com