Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ledakan Elpiji Lukai Seorang Kakek

Kompas.com - 02/07/2010, 03:55 WIB

Malang, Kompas - Di tengah upaya pemerintah menarik jutaan selang, regulator, dan katup tabung elpiji 3 kilogram untuk meredam kasus ledakan tabung gas konversi minyak tanah, di Malang, Jawa Timur, terjadi ledakan elpiji yang menyebabkan seorang kakek luka-luka.

Kejadian pada Kamis (1/7) pagi itu dengan sendirinya memperpanjang kasus ledakan gas yang belakangan ini cukup meresahkan masyarakat pengguna.

Ledakan terjadi di rumah warga di Jalan Kenanga Indah, Kelurahan Jatimulyo, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang, pukul 04.30. Akibat ledakan gas, rumah yang dihuni Mudjihardjo (85) dan anaknya, Sumarlan, itu porak-poranda.

Menurut Mudjihardjo, bangun tidur dia langsung menyalakan kompor untuk menanak nasi di dapurnya yang berukuran 1 x 3 meter. Dapur tersebut terletak di samping dua kamar—termasuk kamar tidurnya.

Selama menanti nasi masak, Mudihardjo tidur-tiduran di kamarnya. Sumarlan yang menghuni satu kamar lainnya, katanya, pagi itu juga sudah terbangun.

”Tiba-tiba saya sudah kejatuhan batu bata, genteng, dan material lain,” kata Mudjihardjo menceritakan kejadian tersebut. Itulah sebabnya dia mengalami luka-luka.

Genteng dan sebagian batu bata rumah naas tersebut berhamburan sesaat setelah ledakan gas. Ledakan memorak-porandakan genteng, eternit, dan sebagian tembok rumah korban.

Mudjihardjo terluka di bagian kepala dan tangan kanannya karena tertimpa reruntuhan. Sumarlan selamat dan sama sekali tidak terluka karena dia tertelungkup, terlindungi daun pintu kamar yang roboh.

Selang bocor

Hasil olah tempat kejadian perkara yang dilakukan aparat Kepolisian Sektor Lowokwaru, ledakan diduga berawal dari kebocoran elpiji 3 kilogram. Gas bocor melalui selang regulator. Ledakan terjadi setelah gas secara perlahan memenuhi ruangan dan terpicu api kompor.

”Karena sirkulasi udara di dalam rumah tidak lancar, gas memenuhi rumah dan meledak setelah terpicu api dari kompor,” tutur Kepala Polsek Lowok- waru Ajun Komisaris Gatot Susena.

Mudjihardjo yang pendengarannya mulai berkurang diduga tidak mengetahui dan mencium kebocoran gas. Itulah sebabnya dia tetap menyalakan kompor meski pagi itu diperkirakan gas sudah bocor.

”Suara ledakannya cukup keras, seperti bom. Getarannya saja terasa hingga radius 5 meter sampai ke rumah saya. Kaca-kaca rumah saya juga turut bergetar,” ujar Andi, tetangga korban.

Kasus ini semakin membuat sebagian masyarakat khawatir menggunakan tabung elpiji, khususnya yang dikemas dalam ukuran 3 kilogram. Sebab, cukup banyak ledakan terjadi akibat penggunaan gas ukuran ini. Tidak hanya di Kota Malang, tetapi juga di berbagai daerah di Nusantara, termasuk di Ibu Kota Jakarta.

Di Kota Malang saja setidaknya tercatat dua kasus selama tahun ini, 3 Februari dan 11 Mei lalu. Kedua kasus ini juga menyebabkan penghuni rumah luka-luka. (DIA)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com