Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Melangit, Pedagang Jual Cabai Oplosan

Kompas.com - 14/07/2010, 04:27 WIB

Meningkatnya harga komoditas sayur membuka peluang peredaran barang tidak bermutu di pasaran. Hal ini terjadi karena harga barang kualitas buruk lebih murah ketimbang yang berkualitas super. Pedagang Pasar Kebayoran Lama mengoplos cabai rawit merah dengan cabai busuk dan cabai rawit hijau. Meski cabai oplosan, harga cabai ini beranjak naik dari Rp 38.000 per kilogram menjadi Rp 40.000 per kilogram.

”Saya campur cabe rawit merah, cabe rawit hijau, dan cabe busuk agar bisa dibeli orang. Kalau tidak dicampur, tidak ada untung,” Hadi (75), pedagang Pasar Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Selasa (13/7) di Jakarta.

Hadi, nenek asal Jawa Tengah, mengatakan, kemampuan membeli masyarakat terbatas. Perlu mencampur cabai berkualitas bagus dengan cabai berkualitas buruk agar harganya lebih murah. Dia mengatakan, harga cabai rawit merah super (tanpa campuran) bisa jauh di atas Rp 40.000 per kg.

”Saya tidak tahu persis harga cabe rawit merah tanpa campuran karena saya tidak jual,” katanya.

Dewi (40), pembeli cabai asal Kebon Jeruk, Jakarta Barat, mengaku terpaksa membeli cabai oplosan. Menurutnya, harga cabai rawit merah super sangat mahal untuk ukurannya. Karena itu, Dewi membeli cabai oplosan, itu pun seperempat kg saja, Rp 10.000. ”Kebutuhan saya masih banyak, bukan untuk beli cabe saja,” katanya.

Di kedai sayur dekat rumahnya, harga cabai oplosan mencapai Rp 50.000 per kg. Dia mengatakan, harga sejumlah komoditas sayur belakangan naik tidak terkendali. Cabai rawit hijau di pasaran kini Rp 27.000 per kg, dua minggu sebelumnya Rp 24.000 sampai Rp 25.000 per kg. ”Kenaikan harga di tingkat kedai lebih sering terjadi, selalu berubah dalam hitungan hari,” katanya.

Di pasar yang sama, pedagang ayam Suyono (45) mengatakan, masyarakat kini lebih menyukai ayam ukuran kecil (berat kurang dari 7,5 ons) ketimbang ayam besar. Hal ini disebabkan harga ayam yang turut melambung tinggi.

Perlahan turun

Di Pasar Induk Kramatjati, Jakarta Timur, harga cabai rawit merah di tingkat pedagang grosir Rp 38.000 per kg, turun sekitar Rp 2.000 dibandingkan sebelumnya yang mencapai Rp 40.000 per kg. Selain cabai rawit merah, bumbu dapur lainnya yang mengalami penurunan harga adalah cabai keriting dan cabai rawit hijau.

Cabai keriting turun Rp 1.000 menjadi Rp 35.000 per kg dan cabai rawit hijau menjadi Rp 15.000, turun sekitar Rp 5.000 dari sebelumnya. Harga cabai hijau di tingkat pedagang grosir masih bertahan Rp 8.000 per kg. Harga bawang merah naik Rp 1.000 menjadi Rp 13.500 per kg dan bawang putih Rp 24.000 per kg.

Wawan Kurniawan, pedagang cabai di los sayur-mayur Blok H Pasar Induk Kramatjati, mengatakan, harga cabai rawit turun karena kiriman cabainya sudah masuk ke pasar. Hal senada diungkapkan Imam Sriyadi, pedagang hasil bumi di Blok H. Harga cabai bisa naik kalau barangnya sedikit dan kiriman belum datang.

Kenaikan harga juga terjadi pada bahan kebutuhan pokok, yakni telur ayam. Markuat, pedagang bahan kebutuhan pokok di Pasar Induk Kramatjati, mengatakan, harga telur ayam kini mencapai Rp 15.000, atau naik Rp 2.000 dibandingkan sebelumnya.

Kenaikan ini membebani konsumen, kata Enih (33), pedagang sayur keliling. Dengan kenaikan harga berbagai kebutuhan pokok itu, Enih terpaksa mengurangi pembelian cabai dan bawang putih untuk didagangkan kembali.

”Biasanya beli 15 kg dikurangi jadi 10 kg saja, yang penting dapat barang agar dapat dijual kembali,” kata Enih. Karena harga beli sudah tinggi, Enih mengaku terpaksa ikut menaikkan harga jual kepada pelanggannya. (COK/NDY)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KJRI Cape Town Gelar 'Business Matching' Pengusaha RI dan Afrika Selatan

KJRI Cape Town Gelar "Business Matching" Pengusaha RI dan Afrika Selatan

Whats New
Baru 4 Bulan, Sudah 11 Bank Perekonomian Rakyat yang Tumbang

Baru 4 Bulan, Sudah 11 Bank Perekonomian Rakyat yang Tumbang

Whats New
Maskapai Akui Tak Terdampak Pengurangan Bandara Internasional

Maskapai Akui Tak Terdampak Pengurangan Bandara Internasional

Whats New
Bank BTPN Raup Laba Bersih Rp 544 Miliar per Maret 2024

Bank BTPN Raup Laba Bersih Rp 544 Miliar per Maret 2024

Whats New
Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

Whats New
Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Whats New
Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

Whats New
Pasarkan Produk Pangan dan Furnitur, Kemenperin Gandeng Pengusaha Ritel

Pasarkan Produk Pangan dan Furnitur, Kemenperin Gandeng Pengusaha Ritel

Whats New
Punya Manfaat Ganda, Ini Cara Unit Link Menunjang Masa Depan Gen Z

Punya Manfaat Ganda, Ini Cara Unit Link Menunjang Masa Depan Gen Z

BrandzView
Asosiasi Dukung Pemerintah Cegah Penyalahgunaan Narkoba pada Rokok Elektrik

Asosiasi Dukung Pemerintah Cegah Penyalahgunaan Narkoba pada Rokok Elektrik

Whats New
Impor Bahan Baku Pelumas Tak Lagi Butuh Pertek dari Kemenperin

Impor Bahan Baku Pelumas Tak Lagi Butuh Pertek dari Kemenperin

Whats New
Cara Isi Token Listrik secara Online via PLN Mobile

Cara Isi Token Listrik secara Online via PLN Mobile

Work Smart
Pencabutan Status 17 Bandara Internasional Tak Berdampak ke Industri Penerbangan

Pencabutan Status 17 Bandara Internasional Tak Berdampak ke Industri Penerbangan

Whats New
Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

Whats New
Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com