Pemerintah Berupaya Turunkan Rasio Utang

JAKARTA, KOMPAS.com - Menko Perekonomian Hatta Rajasa menegaskan pemerintah terus berupaya menurunkan rasio utang untuk mengurangi resiko terhadap nilai tukar rupiah dengan mengutamakan penerbitan Surat Berharga Negara (SBN). Hal ini disampaikan Menko Perekonomian Hatta Rajasa di kantor kementerian, Senin (19/7/2010).

Hatta mengatakan jika melihat pinjaman luar negeri saat ini, nettonya terus menurun. Dengan demikian, pinjaman Indonesia jauh lebih kecil dibandingkan yang harus dibayarkan. Selain itu, jika melihat rasio utang Indonesia terhadap PDB terus menurun dari tahun 2004 sebesar 57 persen, Juni 2010 sudah di angka 26 persen. "Kita berharap terus akan menurun rasio utang kita itu, dan kita merupakan salah satu negara yang paling sehat dalam pengelolaan utang," tuturnya.

Menurut Hatta, rasio pengembalian utang negara ke PDB terus menurun, yaitu dari 5,8 persen pada tahun 2004 menjadi 3,6 persen di tahun 2009. "Itu menunjukkan tingkat pengelolaan utang kita yang sangat prudent dan terjamin," tandasnya.

Ke depannya, pemerintah akan terus mengelola utang dengan baik, termasuk menjaga aktivitas kementerian-kementerian agar tidak menggunakan kredit fasilitas dengan loan yang berat refinancing-nya. Termasuk dalam rencana penerbitan surat utang Samurai Bond.

Hatta optimistis karena sudah dijamin oleh Jepang. Apalagi, Jepang sudah menempatkan Indonesia dalam investment grade. Tentu akan makin meringankan beban utang Indonesia.