Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BPK: Pemerintah Jangan Terpaku Kuota Subsidi

Kompas.com - 20/07/2010, 15:30 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI meminta pemerintah tidak hanya terpaku pada kuota subsidi 36,5 juta kiloliter sebagai dasar langkah-langkah pengendalian BBM bersubsidi.

Pasalnya, besaran anggaran subsidi dalam APBN-P 2010 sebesar Rp 88,9 triliun tidak paralel dengan jumlah anggaran tersebut, apalagi jika melihat kecenderungan harga minyak mentah dalam beberapa bulan terakhir, yaitu 80 dollar AS per barrel. "Plafon anggaran subsidi diperkirakan akan sanggup membayar lebih dari kuota yang ditetapkan," tutur anggota  BPK RI, Ali Masykur Musa, di kantornya, Selasa (20/7/2010).

Menurut BPK, selagi masih dapat terbayar oleh plafon anggaran yang ada, jumlah kuota bukanlah angka keramat yang tidak bisa diutak-atik. Padahal, perkiraan Pertamina, konsumsi BBM bersubsidi sampai akhir tahun baru sekitar 40,1 juta kiloliter.

"Jangan sampai pembatasan konsumsi BBM justru menghentikan laju pertumbuhan ekonomi. Sebab, BBM adalah mesin pendorong pertumbuhan yang mempunyai efek berantai untuk perekonomian nasional," tambahnya.

Menurut BPK, Pertamina pernah menyampaikan konsumsi BBM bersubsidi per 30 Juni 2010 sudah mencapai 50,93 persen dari kuota 36,5 juta kiloliter. Sementara itu, UU No 2 Tahun 2010 tentang APBN-P 2010 menetapkan volume BBM bersubsidi sebanyak 36,5 juta kiloliter dengan jumlah anggaran subsidi sebesar Rp 88,9 triliun dengan asumsi harga minyak mentah 80 dollar AS per barrel.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

SMGR Kantongi Laba Bersih Rp 471,8 Miliar pada Kuartal I-2024 di Tengah Kontraksi Permintaan Semen Domestik

SMGR Kantongi Laba Bersih Rp 471,8 Miliar pada Kuartal I-2024 di Tengah Kontraksi Permintaan Semen Domestik

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di Bank Mandiri hingga BRI

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di Bank Mandiri hingga BRI

Whats New
Kasbon Digital Dinilai Bisa Jadi Solusi agar Karyawan Terhindar dari Pinjol

Kasbon Digital Dinilai Bisa Jadi Solusi agar Karyawan Terhindar dari Pinjol

Whats New
Pendapatan Usaha Garuda Indonesia Tumbuh 18 Persen di Kuartal I-2024

Pendapatan Usaha Garuda Indonesia Tumbuh 18 Persen di Kuartal I-2024

Whats New
Kuartal I-2024, Emiten Sawit Sumber Tani Agung Resources Cetak Pertumbuhan Laba Bersih 43,8 Persen

Kuartal I-2024, Emiten Sawit Sumber Tani Agung Resources Cetak Pertumbuhan Laba Bersih 43,8 Persen

Whats New
Pendaftaran CASN 2024, Instansi Diminta Segera Isi Rincian Formasi ASN

Pendaftaran CASN 2024, Instansi Diminta Segera Isi Rincian Formasi ASN

Whats New
Masuk Musim Panen, Bulog Serap 30.000 Ton Gabah Per Hari

Masuk Musim Panen, Bulog Serap 30.000 Ton Gabah Per Hari

Whats New
Pekerja Mau Sejahtera dan Naik Gaji, Tingkatkan Dulu Kompetensi...

Pekerja Mau Sejahtera dan Naik Gaji, Tingkatkan Dulu Kompetensi...

Whats New
Hindari Denda, Importir Harus Lapor Impor Barang Kiriman Hasil Perdagangan dengan Benar

Hindari Denda, Importir Harus Lapor Impor Barang Kiriman Hasil Perdagangan dengan Benar

Whats New
Pendaftaran Seleksi CASN Dibuka Mei 2024, Menpan-RB Minta Kementerian dan Pemda Percepat Input Formasi Kebutuhan ASN

Pendaftaran Seleksi CASN Dibuka Mei 2024, Menpan-RB Minta Kementerian dan Pemda Percepat Input Formasi Kebutuhan ASN

Whats New
IHSG Turun 0,84 Persen di Awal Sesi, Rupiah Bangkit

IHSG Turun 0,84 Persen di Awal Sesi, Rupiah Bangkit

Whats New
Harga Emas Terbaru 2 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 2 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Kamis 2 Mei 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Kamis 2 Mei 2024

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Kamis 2 Mei 2024, Harga Jagung Tk Peternak Naik

Harga Bahan Pokok Kamis 2 Mei 2024, Harga Jagung Tk Peternak Naik

Whats New
CIMB Niaga Cetak Laba Sebelum Pajak Rp 2,2 Triliun pada Kuartal I-2024

CIMB Niaga Cetak Laba Sebelum Pajak Rp 2,2 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com