Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Memilih Investasi Sesuai Usia

Kompas.com - 26/07/2010, 14:10 WIB

KOMPAS.com — Memperbaiki kondisi finansial bisa dimulai dengan menabung, lalu lanjutkan dengan investasi. Jadi, sebaiknya mulai bedakan antara keinginan dan kebutuhan. Termasuk keinginan berinvestasi dengan melihat portofolio (profil) investasi.

Sebaiknya hindari mengambil jalan pintas dengan memilih sembarang investasi. Memilih produk investasi juga membutuhkan perhitungan dengan menganalisis portofolio, yakni usia dan status Anda.

Ahmad Gozali, perencana keuangan, menyatakan, setiap orang memiliki portofolio investasi yang berbeda. Melihat dari kebutuhan, usia, dan statusnya. Apakah Anda lajang tetapi menjadi tulang punggung keluarga, atau lajang yang tidak menanggung kebutuhan orang lain. Apalagi bagi yang sudah menikah, perhitungan cermat sangat diperlukan.

"Portofolio investasi sangat tergantung perhitungan setiap individu, tidak pernah bisa berlaku mutlak. Melihat kebutuhan, usia, bahkan jumlah anak yang ditanggungnya," papar Gozali dalam workshop keuangan bertema "Salary vs Selera", yang diadakan oleh EXPERD di Barcode, Kemang, Jakarta, Sabtu (24/7/2010).

Memilih investasi berdasarkan portofolio tak bisa sembarangan. Bahkan, jika perlu, konsultasikan dengan pakar sebelum memutuskan produk investasi yang tepat sesuai kemampuan dan kebutuhan. Sebagai gambaran, Gozali membagi portofolio investasi sebagai berikut:

- Usia 20-30 tahun
Pada usia produktif ini, investasi risiko rendah dan tinggi masih cukup aman. Komposisinya bisa seimbang (50:50). Produk investasi cukup beragam, mulai dari emas, asuransi investasi, unit link hingga saham. (baca Mengenali Produk Investasi Sesuai Risikonya)

- Usia 30 - 40 tahun

Pada usia ini, fokus investasi sebaiknya kepada produk dengan risiko menengah. Komposisinya lebih dominan (60-70 persen). Instrumen investasinya bisa berupa properti, reksa dana, dan unit link. Kurangi investasi pada produk berisiko rendah dan hindari investasi berisiko tinggi.

- Usia di atas 50 tahun
Mendekati masa pensiun, sebaiknya Anda fokus berinvestasi dengan produk berisiko rendah, komposisinya 50 persen. Salah satu produk investasi rendah risiko yaitu ORI. Anda masih aman berinvestasi produk berisiko menengah, tetapi sebaiknya kurangi investasi berisiko tinggi.

- Usia pensiun
Gozali menyarankan, sebaiknya jual investasi berisiko menengah dan tinggi yang sudah Anda miliki sebelumnya. Boleh saja menyisakannya, tetapi porsinya masing-masing 10 persen saja untuk investasi risiko menengah dan tinggi. Selebihnya, 80 persen sebaiknya berinvestasilah di produk dengan risiko rendah, emas salah satu contohnya.

Selamat berinvestasi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Pulihkan Bisnis, Investree Bakal Ganti Manajemen hingga Tagih Utang Peminjam

    Pulihkan Bisnis, Investree Bakal Ganti Manajemen hingga Tagih Utang Peminjam

    Whats New
    Punya KPR BCA? Ini Cara Cek Angsurannya Lewat myBCA

    Punya KPR BCA? Ini Cara Cek Angsurannya Lewat myBCA

    Work Smart
    APRIL Group Terjun ke Bisnis Kemasan Berkelanjutan, Salah Satu Investasi Terbesar di Sumatra dalam Satu Dekade

    APRIL Group Terjun ke Bisnis Kemasan Berkelanjutan, Salah Satu Investasi Terbesar di Sumatra dalam Satu Dekade

    BrandzView
    Siap-siap, BSI Bakal Tebar Dividen Rp 855,56 Miliar

    Siap-siap, BSI Bakal Tebar Dividen Rp 855,56 Miliar

    Whats New
    Kalbe Farma Umumkan Dividen dan Rencana 'Buyback' Saham

    Kalbe Farma Umumkan Dividen dan Rencana "Buyback" Saham

    Whats New
    Pos Indonesia Ubah Aset Gedung Jadi Creative Hub E-sport

    Pos Indonesia Ubah Aset Gedung Jadi Creative Hub E-sport

    Whats New
    IHSG Lanjutkan Kenaikan Tembus Level 7300, Rupiah Tersendat

    IHSG Lanjutkan Kenaikan Tembus Level 7300, Rupiah Tersendat

    Whats New
    Pengusaha Korea Jajaki Kerja Sama Kota Cerdas di Indonesia

    Pengusaha Korea Jajaki Kerja Sama Kota Cerdas di Indonesia

    Whats New
    Menko Airlangga Siapkan Pengadaan Susu untuk Program Makan Siang Gratis Prabowo

    Menko Airlangga Siapkan Pengadaan Susu untuk Program Makan Siang Gratis Prabowo

    Whats New
    Enzy Storia Keluhkan Bea Masuk Tas, Stafsus Sri Mulyani: Kami Mohon Maaf

    Enzy Storia Keluhkan Bea Masuk Tas, Stafsus Sri Mulyani: Kami Mohon Maaf

    Whats New
    Waskita Karya Optimistis Tingkatkan Pertumbuhan Jangka Panjang

    Waskita Karya Optimistis Tingkatkan Pertumbuhan Jangka Panjang

    Whats New
    Apresiasi Karyawan Tingkatkan Keamanan dan Kenyamanan di Lingkungan Kerja

    Apresiasi Karyawan Tingkatkan Keamanan dan Kenyamanan di Lingkungan Kerja

    Whats New
    Potensi Devisa Haji dan Umrah Capai Rp 200 Triliun, Menag Konsultasi dengan Sri Mulyani

    Potensi Devisa Haji dan Umrah Capai Rp 200 Triliun, Menag Konsultasi dengan Sri Mulyani

    Whats New
    Kartu Prakerja Gelombang 68 Sudah Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

    Kartu Prakerja Gelombang 68 Sudah Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

    Whats New
    MARK Tambah Jajaran Direksi dan Umumkan Pembagian Dividen

    MARK Tambah Jajaran Direksi dan Umumkan Pembagian Dividen

    Whats New
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com