Mudik Gratis Bantu Pemudik Ekonomi Lemah

JAKARTA, KOMPAS.com — Faktor bebas biaya alias gratis menjadi alasan utama masyarakat memilih mudik bersama daripada mudik mandiri. Selain itu, alasan keamanan dan kenyamanan pun membuat kegiatan mudik bersama menjadi populer, terutama di kalangan masyarakat berekonomi rendah.

"Saya ikut karena gratis. Lumayan, pulang kampung tidak usah keluar biaya apa-apa," ujar Kirob (46), yang berencana mudik ke Demak, Jawa Tengah, Minggu (5/9/2010) di TMII, Jakarta.

Kirob yang sehari-harinya bekerja sebagai kuli bangunan ini mengaku sangat terbantu dengan adanya program mudik gratis yang tengah diadakan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. "Walaupun macet, asal bisa pulang kampung, ya enggak apa-apa," ujarnya.

Hal yang sama juga disampaikan Eni (30). Ia mengaku senang mengikuti mudik bersama karena faktor kenyamanan dan keamanan. "Biasanya naik kereta itu padat banget. Serem desak-desakan. Tapi, kalau ini lebih nyaman, sudah pasti dapat bangku," ungkapnya.

Eni berencana mudik selama dua minggu ke kampung halamannya di Wonogiri, Jawa Tengah. Selama masa tersebut, ia mengaku bisa melepas kangen dengan keluarganya di Wonogiri dan beristirahat dari pekerjaannya sebagai buruh pabrik di Tangerang.

Minggu ini Pemprov Jawa Tengah memberangkatkan 7.992 pemudik ke 35 kabupaten di Jawa Tengah. Sebagian besar pemudik merupakan masyarakat berekonomi rendah, seperti tukang sayur, tukang jamu, buruh, dan tukang bakso.