Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Saham BRI Terkoreksi, Investor "Buy" atau "Hold"?

Kompas.com - 26/04/2024, 15:50 WIB
Kiki Safitri,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Harga saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) terkoreksi 5,05 persen pada perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) sesi II pukul 14.46 WIB. Penurunan tersebut membuat harga saham bank BUMN itu bergerak di level Rp 4.890 per saham.

Pengamat pasar modal Hans Kwee menilai penurunan harga saham tersebut terjadi karena sentimen internal perusahaan.

"BRI kemarin ada kasus uang nasabah yang hilang, itu mungkin yang menjadi sentimen internalnya," kata Hans dihubungi Kompas.com, Jumat (26/4/2024).

"(Kalau sentimennya kenaikan BI-rate), saham BCA dan BNI enggak turun (terlalu dalam) nih," jelasnya.

Baca juga: BRI Raup Laba Bersih Rp 15,98 Triliun pada Kuartal I 2024

Rekomendasi hold

Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk menaikkan suku bunga acuan atau BI Rate menjadi 6,25 perse pada April 2024. Hans menilai kenaikan suku bunga BI disambut netral oleh perbankan.

Saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) siang ini turun tipis 0,2 persen, Bank Mandiri (BMRI) terkoreksi 2,1 persen, dan Bank Negara Indonesia (BBNI) melemah 2,3 persen.

Pada akhir perdagangan Kamis (25/4/2024) aksi jual saham BBRI cukup tinggi mencapai Rp 2,5 triliun. Sementara itu, net sell asing saham BBCA tercatat sebesar Rp 1 triliun.

“Rekomendasinya, hold dulu ya. Karena kita akan tunggu dulu berapa besar penurunan sahamnya. Angka (dana nasabah yang hilang memang kecil) tapi permasalahan sistem menjadi pertanyaan,” ungkap dia.

“Tapi biasanya masalah internal seperti ini, pengaruhnya terhadap saham hanya sementara. Pelaku pasar kalau mau spekulasi bisa buy on weakness,” tegasnya.

Baca juga: Kuartal I 2024, Penyaluran Kredit BRI Capai Rp 1.308,65 Triliun

Imbas berakhirnya restrukturisasi kredit

Senior Investment Information Mirae Aset Sekuritas Indonesia Nafan Aji Gusta mengatakan sejauh ini pelemahan saham BBRI bukan karena kenaikan BI-rate. Namun lebih kepada restrukturisasi kredit yang sudah berakhir.

“Berdasarkan kinerja, laba bersih di bawah ekspektasi, pertumbuhan bottom line di bawah ekspektasi, NPL mengalami kenaikan, dan restrukturisasi kredit berakhir Maret ini,” jelas dia.

Hans menambahkan, dengan berakhirnya restrukturisasi kredit, maka bank harus melakukan peningkatan pencadangan.

“Investor berhati-hati karena program rstrukturisasi OJK berakhir. Mungkin bank-bank harus adjust terhadap laba, dan setelah restrukturisasi, pencadangan harus ditingkatkan,” tegas Hans.

Sebagai informasi, dalam sepekan harga saham BBRI ambles 8 persen. Saham BBCA menguat tipis 0,37 persen, dan saham BMRI naik 0,37 persen. Sementara itu, saham BBNI turun 1,4 persen dalam sepekan terakhir.

Baca juga: BRI Sambut Baik Keputusan OJK Hentikan Kebijakan Restrukturisasi Kredit Terdampak Covid-19

Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, dan Kompas.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan Investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Whats New
KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

Rilis
Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Whats New
Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Whats New
Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan 'Daya Tahannya'

Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan "Daya Tahannya"

Whats New
“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

Whats New
Astra Honda Motor Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1, Simak Kualifikasinya

Astra Honda Motor Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Jadwal Lengkap Perjalanan Ibadah Haji 2024

Jadwal Lengkap Perjalanan Ibadah Haji 2024

Whats New
Kasus SPK Fiktif Rugikan Rp 80 Miliar, Kemenperin Oknum Pegawai yang Terlibat

Kasus SPK Fiktif Rugikan Rp 80 Miliar, Kemenperin Oknum Pegawai yang Terlibat

Whats New
Laba Bersih Avrist Assurance Tumbuh 18,3 Persen pada 2023

Laba Bersih Avrist Assurance Tumbuh 18,3 Persen pada 2023

Whats New
Mendag Zulhas Usul HET Minyakita Naik Jadi Rp 15.000 Per Liter

Mendag Zulhas Usul HET Minyakita Naik Jadi Rp 15.000 Per Liter

Whats New
Marak Modus Penipuan Undangan Lowker, KAI Imbau Masyarakat Lebih Teliti

Marak Modus Penipuan Undangan Lowker, KAI Imbau Masyarakat Lebih Teliti

Whats New
Vira Widiyasari Jadi Country Manager Visa Indonesia

Vira Widiyasari Jadi Country Manager Visa Indonesia

Rilis
Ada Bansos dan Pemilu, Konsumsi Pemerintah Tumbuh Pesat ke Level Tertinggi Sejak 2006

Ada Bansos dan Pemilu, Konsumsi Pemerintah Tumbuh Pesat ke Level Tertinggi Sejak 2006

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com