Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Vas Bunga dari Sampah Plastik

Kompas.com - 03/10/2010, 07:52 WIB

DEFRI WERDIONO

Dari bengkel kerja sederhana miliknya, Achmad Iskandar mampu memproduksi lebih dari 900 vas bunga setiap bulan. Barang yang terbuat dari plastik bekas itu dijual ke sejumlah daerah di Kalimantan Timur. Kini, keinginannya hanya satu, yakni memperbesar produksi dan pasar.

Ide bapak enam anak untuk berkecimpung dengan sampah plastik berawal dari ketika dirinya mengikuti kegiatan pameran dalam rangka Hari Lingkungan Hidup Tingkat Nasional di Balikpapan, Kalimantan Timur, Juli 2008. Saat itu, Iskandar yang mewakili Pemerintah Kota Balikpapan melihat banyak produk daur ulang dari daerah lain yang ikut dipamerkan.

Namun, sepanjang mata memandang, produk daur ulang tersebut wujudnya konvensional, mulai dari taplak meja, tas plastik, hingga produk lainnya yang sudah banyak di pasaran. Saat itulah Iskandar yang sebelumnya menggeluti tanaman hias tebersit untuk membuat sesuatu yang berbeda dan lebih baik daripada yang ada. Jatuhlah pilihan membuat vas bunga.

Ia pun kemudian mempelajari berbagai hal tentang plastik. Ia mencoba mencari tahu apa saja yang bisa dibuat dari sampah plastik, bagaimana mengolahnya, hingga bahaya apa yang bisa ditimbulkan olehnya. Iskandar menghabiskan waktu beberapa bulan untuk uji coba sebelum akhirnya berhasil membuat produk yang dianggap sempurna.

Ditemui di rumahnya, Jalan AMD Sungai Ampal Nomor 68, Kota Balikpapan, Senin (16/8/2010), lelaki kelahiran Muara Muntai, 57 tahun silam, ini menunjukkan sejumlah vas bunga buatannya. Ada sekitar 20 macam bentuk, mulai dari yang berukuran tinggi 25 sentimeter dengan diameter 12 sentimeter hingga tinggi 45 sentimeter dengan diameter 40 sentimeter.

Barang daur ulang itu dicat dan diberi gambar, antara lain bunga hingga motif khas Dayak. Selain vas bunga, Iskandar juga mencoba membuat produk lain berupa tiruan batu alam atau yang biasa disebut marmo. Marmo biasa ditempel pada dinding rumah sebagai ornamen ataupun yang sekadar untuk melapisi lantai seperti ubin.

Oleh Iskandar, produknya dijual mulai dari Rp 25.000 per buah untuk vas bunga dan Rp 175.000 per meter persegi untuk marmo. Selain ke pasar, ia menjual produknya ke kantor-kantor pemerintah daerah dan pameran. ”Sejauh ini pemasarannya baru sampai ke Samarinda, Bontang, Sanggata, dan Tenggarong. Itu pun persentasenya lebih besar vas bunga,” ujarnya.

Metode pembuatan vas bunga ala Iskandar cukup sederhana. Sampah plastik yang sudah terkumpul dimasak hingga berubah menjadi pasta. Setelah itu pasta dituangkan pada cetakan yang terbuat dari semen. Setelah mengeras, baru cetakan dilepas untuk selanjutnya dilakukan proses akhir. Untuk menghaluskan digunakan ampelas dan resin untuk menutup pori-pori.

Semua proses peleburan sampah plastik ini memanfaatkan peralatan manual berupa kompor gas dan wajan berdiameter 18 inci. Ada empat set kompor gas di bengkel Iskandar. Cara melelehkan plastik pun cukup singkat. Untuk meleburkan satu wajan plastik diperlukan waktu sekitar 20 menit, sementara untuk proses pembentukan dibutuhkan waktu 10 menit.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com