Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perang Mata Uang, Pemerintah Jaga Rupiah

Kompas.com - 25/10/2010, 18:48 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah akan tetap menjaga keseimbangan nilai tukar rupiah di tengah-tengah situasi perekonomian dunia yang memanas akibat perang nilai tukar mata uang.

"Kita tidak mengutamakan pelemahan nilai tukar dari tiap-tiap negara, karena kalau semua melakukan tindakan seperti itu, ekonomi global yang akan terpengaruh. Jadi kita akan menjaga keseimbangan nilai tukar kita," kata Menteri Keuangan Agus Martowardojo saat ditemui di Gedung DPR RI, Jakarta, Senin (25/10/2010).

Menkeu menjelaskan, dalam kondisi beberapa negara maju yang menginginkan China untuk memperkuat yuan, Indonesia akan terus menjaga neraca perdagangan berjalan dengan baik dan membangun pertumbuhan ekonomi yang stabil, kuat dan seimbang.

Menurut menteri, pertemuan KTT G-20 di Seoul November 2010 nanti merupakan momen yang baik untuk menyamakan persepsi antara negara-negara anggota karena secara global, dengan adanya perang nilai tukar mata uang, sangat sulit untuk mengutamakan kondisi perekonomian di negara masing-masing. "Kita memahami kondisi yang ada, ada negara-negara yang tertekan karena kuatir posisi kompetitif daripada ekspornya akan turun kalau seandainya currency mereka menguat, ada yang ingin melakukan upaya menjaga supaya ekspornya bisa terus membaik," ujarnya.

Menkeu mengharapkan kondisi akan lebih membaik dengan adanya respon dan dialog yang lebih positif dari masing-masing negara. "Kan negara-negara tertentu mengharapkan (China) lebih memperkuat lagi currency-nya, ini tentu akan ada tindak lanjut, kita harapkan ada respons positif dari masing-masing pihak," ujarnya.

Perang nilai tukar mata uang ini bermula dari neraca perdagangan China yang terus berada dalam tren meningkat, sementara defisit neraca perdagangan di AS terus membengkak dan defisit perdagangan Uni Eropa tidak mengalami perbaikan yang berarti.

Kemudian, ketidakseimbangan global ini kembali menjadi perbincangan setelah AS meningkatkan seruannya dalam mengkritisi kebijakan nilai tukar Yuan. AS juga telah melancarkan kritikannya karena China dinilai tidak serius dalam menahan pelemahan mata uang yang dianggap merugikan ekspor AS.

Situasi ini menjadi salah satu agenda yang akan dibahas dalam KTT G-20. Dalam pertemuan tersebut akan dibahas upaya untuk menerapkan sistem nilai tukar yang merefleksikan fundamental ekonomi dan menghindari devaluasi kompetitif mata uang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Detail Harga Emas Antam Senin 6 Mei 2024, Turun Rp 3.000

Detail Harga Emas Antam Senin 6 Mei 2024, Turun Rp 3.000

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 6 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 6 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Bappeda DKI Jakarta Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Bappeda DKI Jakarta Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Work Smart
Transfer Pengetahuan dari Merger TikTok Shop dan Tokopedia Bisa Percepat Digitalisasi UMKM

Transfer Pengetahuan dari Merger TikTok Shop dan Tokopedia Bisa Percepat Digitalisasi UMKM

Whats New
Harga Bahan Pokok Senin 6 Mei 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Harga Bahan Pokok Senin 6 Mei 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Whats New
IHSG Diperkirakan Melaju, Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

IHSG Diperkirakan Melaju, Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Earn Smart
Kesenjangan Konsumsi Pangan dan Program Makan Siang Gratis

Kesenjangan Konsumsi Pangan dan Program Makan Siang Gratis

Whats New
Lowongan Kerja Anak Usaha Pertamina untuk S1 Semua Jurusan, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Lowongan Kerja Anak Usaha Pertamina untuk S1 Semua Jurusan, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Work Smart
Erick Thohir: 82 Proyek Strategis BUMN Rampung, tapi Satu Proyek Sulit Diselesaikan

Erick Thohir: 82 Proyek Strategis BUMN Rampung, tapi Satu Proyek Sulit Diselesaikan

Whats New
Ketika Pajak Warisan Jadi Polemik di India

Ketika Pajak Warisan Jadi Polemik di India

Whats New
BTN Konsisten Dongkrak Inklusi Keuangan lewat Menabung

BTN Konsisten Dongkrak Inklusi Keuangan lewat Menabung

Whats New
[POPULER MONEY] HET Beras Bulog Naik | Kereta Tanpa Rel dan Taksi Terbang Bakal Diuji Coba di IKN

[POPULER MONEY] HET Beras Bulog Naik | Kereta Tanpa Rel dan Taksi Terbang Bakal Diuji Coba di IKN

Whats New
Bakal Diumumkan Hari Ini, Ekonomi Indonesia Diramal Masih Tumbuh di Atas 5 Persen

Bakal Diumumkan Hari Ini, Ekonomi Indonesia Diramal Masih Tumbuh di Atas 5 Persen

Whats New
Panduan Bayar Tagihan IndiHome di Indomaret dan Alfamart

Panduan Bayar Tagihan IndiHome di Indomaret dan Alfamart

Spend Smart
Simak Cara Melihat Nomor ShopeePay yang Terdaftar

Simak Cara Melihat Nomor ShopeePay yang Terdaftar

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com