Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

DPR Curigai Proses IPO Krakatau Steel

Kompas.com - 02/11/2010, 15:00 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Proses penawaran saham perdana atau initial public offering (IPO) PT Krakatau Steel masih mengundang pertanyaan. Wakil Ketua Komisi XI DPR Achsanul Qosasih mencurigai ada hal yang tidak wajar dari proses IPO itu.

Salah satu indikasi menurut Achsanul adalah proses IPO yang terlalu lama. Dia mengatakan, proses IPO produsen baja itu lebih dari setahun lalu. "Bahkan, yang memberikan persetujuan itu adalah DPR periode yang lalu, 2004-2009," kata Achsanul, Selasa (2/11/2010).

Selain itu, dia juga mempertanyakan harga saham perdana Krakatau Steel yang hanya sebesar Rp 850 per saham. Menurutnya, harga saham Krakatau Steel seharusnya bisa lebih tinggi karena perusahaan tersebut tergolong blue chip. "Perbankan seperti BNI dan Bank Mandiri saja bisa melepas sahamnya antara Rp 2.000-Rp 3.000, masa KS sangat rendah," ujar Achsanul.

Achsanul khawatir, penetapan harga yang rendah ini akan menimbulkan moral hazard di investor sebab bisa mendapat keuntungan dalam jangka pendek. "Spekulan bisa memainkan saham itu," tandasnya.

Makanya, Komisi XI DPR akan segera memanggil direksi Krakatau Steel. Dia meminta direksi Krakatau Steel harus bisa menjelaskan proses IPO yang bertele-tele. "Karena Komisi XI telah memberikan persetujuan IPO itu, jadi kami harus tahu alasannya," jelas Achsanul.

Sebelumnya, pemerintah memastikan harga penawaran saham perdana Krakatau Steel sudah sesuai dengan valuasi. Penetapan harga sebesar Rp 850 juta untuk kepentingan jangka panjang Krakatau Steel. (Adi Wikanto/Kontan)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com