Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kalau Antibiotika Lupa Diminum

Kompas.com - 13/11/2010, 11:47 WIB

Kompas.com - Saat memberi resep antibiotika, biasanya dokter akan menuliskan berapa kali seorang pasien harus mengonsumsinya dalam waktu sehari. Ada yang cukup sekali saja, ada pula yang harus 3-4 kali sehari.

Idealnya, waktu untuk untuk meminum antibiotika adalah sama. Frekuensi tiga kali sehari berarti antibiotika diminum setiap 8 jam sekali. Tengah malam pun kalau memang jadwalnya untuk minum antibiotika, ya harus bangun. Itu yang ideal.

Kesulitan bisa timbul kalau antibiotika diresepkan dikonsumsi setelah makan. Menjadi sulit karena jam makan bisa berbeda-beda waktunya. Jika sarapan pada pukul 07.00, makan siang pukul 12.00, dan makan malam pukul 19.00, berarti jarak antara konsumsi obat berbeda-beda. Ada yang jaraknya pendek, ada pula yang panjang.

Namun, kebanyakan antibiotika disarankan dikonsumsi sebelum makan agar penyerapannya lebih baik. Kecuali beberapa jenis antibiotika yang bisa menimbulkan iritasi, seperti golongan kuinolon untuk infeksi saluran pernapasan atas atau infeksi saluran kemih. Antibiotika golongan tersebut menimbulkan mual, sehingga biasanya disertai dengan obat omephazole.

Bagaimana kalau pasien lupa mengonsumsi obat antibiotika? Obat yang mestinya diminum tiga kali sehari, hanya diminum dua kali saja? Menyikapi hal ini, dr. Hudyono, MS, Sp.OK, membolehkan antibotika diminum dua tablet pada waktu berikutnya.

"Boleh dosisnya dobel selama efek samping obat tersebut ringan dan lupanya tidak terus-terusan.  Dan yang pasti, antibiotika diminum pada hari yang sama atau tidak lebih dari 24 jam," kata staf pengajar dari FK Universitas Kristen Krida Wacana Jakarta ini.

Penggunaan dosis ganda ini harus hati-hati, sebaiknya atas saran dokter. Yang jelas, sangat tidak dianjurkan untuk terus-terusan menggandakan dosis obat. Sebab, semakin sering lupa, efektivitas obat akan menurun.

Belum lagi kemungkinan efek samping yang mungkin muncul, seperti lambung terasa perih bahkan timbul diare. Diare merupakan salah satu efek samping bila mengonsumsi antibiotika berlebihan.

Kalau enggan menggandakan dosis, lupakan saja satu antibiotika yang tidak dikonsumsi itu. Hanya saja, perlu diingat bahwa efikasinya juga bakal menurun meski tak terlalu banyak karena batasannya masih dalam rentang toleransi.

Namun, bila dibandingkan dengan pasien yang teratur minum antibiotika, hasilnya jauh lebih baik pasien yang teratur minum obat. (GHS/dee)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Work Smart
Dukung 'Green Building', Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Dukung "Green Building", Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Whats New
Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Whats New
Kinerja Pegawai Bea Cukai 'Dirujak' Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Kinerja Pegawai Bea Cukai "Dirujak" Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Whats New
Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Whats New
Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com