Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dulu Dianggap Hama, Kini Jadi Maskot

Kompas.com - 19/12/2010, 13:59 WIB

Karena itu, tak perlu heran jika di Jakarta, misalnya, secangkir kopi luwak dijual hingga Rp 100.000. Berbeda dengan di Liwa, yang umumnya hanya Rp 15.000 per cangkir.

Di Liwa, tak sedikit perajin yang menjual produksinya secara eceran demi bertahan memutar modal. Kopi luwak mereka kemas dalam sachet-sachet berukuran 10 gram, lalu dijual dengan harga Rp 10.000.

Di daerah itu penyajian kopi luwak (dalam bentuk es) juga kadang dicampur dengan susu atau duren. Kopi ”modifikasi” ini, menurut produksi kopi luwak Ny Sapri, biasanya dipasarkan pada bulan Ramadhan. ”Secangkir kopi luwak aneka rasa dijual Rp 20.000-Rp 30.000,” paparnya.

Bisa dibilang, industri rumah tangga kopi luwak tidak hanya membawa rezeki bagi produsennya, tetapi juga menjadi roda penggerak baru ekonomi di Way Mengaku. Tak sedikit tenaga kerja yang terserap di sektor ini.

Di tengah kondisi terus merosotnya harga kopi di Tanah Air akibat gempuran kopi asal Vietnam dan Brasil, petani kopi di Liwa sepatutnya terus bergairah dan optimistis terhadap kopi luwak. Sebab, buah itu tidak hanya memberi nilai tambah, tetapi juga mampu mengharumkan nama daerah, bahkan negeri ini, di dunia internasional berkat kekhasannya.

(Yulvianus Harjono)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com