Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perawatan Demam Berdarah di Rumah Sakit

Kompas.com - 24/01/2011, 07:19 WIB

Dua orang adik saya dirawat di rumah sakit karena demam berdarah. Pertama adik saya yang laki-laki (21) masuk rumah sakit karena demam tinggi dua hari disertai sakit kepala hebat dan pegal-pegal. Pemeriksaan laboratorium menunjukkan penurunan lekosit serta trombosit sehingga dokter mencurigai demam berdarah dengue.

Hari pertama masuk rumah sakit, demam masih tinggi tapi disertai oleh perdarahan dari hidung yang cukup banyak. Trombosit semakin menurun menjadi 43.000 dan hari kelima demam menjadi hanya 13.000. Dia mendapat infus dan obat penurun demam dan ketika terjadi perdarahan hidung dokter menyarankan transfusi darah berupa trombosit. Keadaannya lemah dan hemoglobinnya turun.

Kami semua khawatir karena perdarahan cukup banyak. Untunglah pada hari keenam demam menurun dan trombosit tak turun lagi, bahkan meningkat secara bertahap. Dia mulai membaik sehingga setelah lima hari dirawat diizinkan pulang setelah trombosit menjadi 102.000.

Menjelang adik pulang, adik saya yang perempuan demam tinggi juga. Kami segera memeriksa laboratorium. Kami khawatir dia demam berdarah, tetapi trombositnya masih 130.000 (normal 150.000 sampai 400.000), jadi hanya sedikit menurun. Dokter memberi pilihan untuk pemeriksaan darah tiap hari dari rumah atau langsung dirawat di rumah sakit. Kami memilih dirawat di rumah sakit saja karena terpengaruh pengalaman dengan adik saya yang laki-laki.

Pada perawatan di rumah sakit ternyata trombosit adik perempuan saya turun cepat sekali. Pada hari keempat demam, trombosit menjadi 12.000, bahkan pada hari kelima menjadi hanya 6.000 saja. Namun tak ada perdarahan. Dokter tak memberikan transfusi darah meski trombositnya amat rendah. Untunglah kemudian demam hilang dan trombosit naik lagi secara bertahap sehingga setelah dirawat 7 hari dia boleh pulang.

Dari kedua pengalaman di atas saya ingin bertanya, apakah kita dapat meramalkan demam berdarah yang akan menjadi berat atau biasa saja. Apakah pemeriksaan darah harus dilakukan tiap hari? Apakah vaksin demam berdarah telah ada dan bila akan digunakan di negeri kita. Apakah demam berdarah dapat menimbulkan kematian?

(M di J)

Jawaban Perjalanan penyakit demam berdarah dengue biasanya demam tinggi dan setelah demam hari ketiga memasuki masa hati-hati karena pada masa itu demam akan turun, tetapi jumlah trombosit juga menurun secara nyata. Pada masa hati-hati dapat terjadi berbagai penyulit, seperti perdarahan atau bahkan juga syok. Namun, pada umumnya setelah masa hati-hati terjadi pemulihan dan dalam waktu yang tak terlalu lama pasien akan dapat pulang.

Memang sulit diramalkan apakah penderita demam berdarah dengue akan baik-baik saja atau akan mengalami berbagai keadaan yang tak diinginkan. Karena itulah pada umumnya setelah demam tiga hari dokter merasa lebih aman untuk merawat pasien, terutama jika trombositnya rendah. Seperti dialami oleh adik perempuan Anda, penurunan trombosit dapat cepat sekali. Namun pada umumnya meski trombosit rendah jika tak ada perdarahan, apalagi pasiennya tak mempunyai penyakit perdarahan, tidak diperlukan transfusi darah.

Keberhasilan perawatan demam berdarah memang baik. Namun, kematian dapat terjadi meski jarang (kurang dari 1 persen). Terapi yang utama pada demam berdarah dengue adalah cairan dan penanganan terjadinya kemungkinan komplikasi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kenaikan Tarif KRL Jabodetabek Sedang Dikaji, MTI Sebut Tak Perlu Diberi Subsidi PSO

Kenaikan Tarif KRL Jabodetabek Sedang Dikaji, MTI Sebut Tak Perlu Diberi Subsidi PSO

Whats New
Bahlil Ungkap 61 Persen Saham Freeport Bakal Jadi Milik Indonesia

Bahlil Ungkap 61 Persen Saham Freeport Bakal Jadi Milik Indonesia

Whats New
Cadangan Beras Pemerintah 1,6 Juta Ton, Bos Bulog: Tertinggi dalam 4 Tahun

Cadangan Beras Pemerintah 1,6 Juta Ton, Bos Bulog: Tertinggi dalam 4 Tahun

Whats New
Intip Rincian Permendag Nomor 7 Tahun 2024 Tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor, Berlaku 6 Mei 2024

Intip Rincian Permendag Nomor 7 Tahun 2024 Tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor, Berlaku 6 Mei 2024

Whats New
Kebijakan Makroprudensial Pasca-Kenaikan BI Rate

Kebijakan Makroprudensial Pasca-Kenaikan BI Rate

Whats New
Peringati May Day 2024, Forum SP Forum BUMN Sepakat Tolak Privatisasi

Peringati May Day 2024, Forum SP Forum BUMN Sepakat Tolak Privatisasi

Whats New
MJEE Pasok Lift dan Eskalator untuk Istana Negara, Kantor Kementerian hingga Rusun ASN di IKN

MJEE Pasok Lift dan Eskalator untuk Istana Negara, Kantor Kementerian hingga Rusun ASN di IKN

Whats New
Great Eastern Life Indonesia Tunjuk Nina Ong Sebagai Presdir Baru

Great Eastern Life Indonesia Tunjuk Nina Ong Sebagai Presdir Baru

Whats New
Dukung Kemajuan Faskes, Hutama Karya Percepat Pembangunan RSUP Dr Sardjito dan RSUP Prof Ngoerah

Dukung Kemajuan Faskes, Hutama Karya Percepat Pembangunan RSUP Dr Sardjito dan RSUP Prof Ngoerah

Whats New
Bantuan Pangan Tahap 2, Bulog Mulai Salurkan Beras 10 Kg ke 269.000 KPM

Bantuan Pangan Tahap 2, Bulog Mulai Salurkan Beras 10 Kg ke 269.000 KPM

Whats New
Menperin: PMI Manufaktur Indonesia Tetap Ekspansif Selama 32 Bulan Berturut-turut

Menperin: PMI Manufaktur Indonesia Tetap Ekspansif Selama 32 Bulan Berturut-turut

Whats New
Imbas Erupsi Gunung Ruang: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup, 6 Bandara Sudah Beroperasi Normal

Imbas Erupsi Gunung Ruang: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup, 6 Bandara Sudah Beroperasi Normal

Whats New
Jumlah Penumpang LRT Jabodebek Terus Meningkat Sepanjang 2024

Jumlah Penumpang LRT Jabodebek Terus Meningkat Sepanjang 2024

Whats New
Hingga Maret 2024, BCA Syariah Salurkan Pembiayaan ke UMKM Sebesar Rp 1,9 Triliun

Hingga Maret 2024, BCA Syariah Salurkan Pembiayaan ke UMKM Sebesar Rp 1,9 Triliun

Whats New
Antisipasi El Nino, Mentan Amran Dorong Produksi Padi NTB Lewat Pompanisasi

Antisipasi El Nino, Mentan Amran Dorong Produksi Padi NTB Lewat Pompanisasi

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com